Gajah Liar Seberat 2,5 Ton Itu Kini Ditempeli GPS

Proses pemasangan GPS collar oleh Tim BKSDA Balai Besar Bukit Barisan , Selatan, agar mudah dipantau. Foto: Istimewa
Proses pemasangan GPS collar oleh Tim BKSDA Balai Besar Bukit Barisan , Selatan, agar mudah dipantau. Foto: Istimewa

TROPIS.CO, JAKARTA – Tim penggiringan kelompok gajah liar dari Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), berhasil memasangkan GPS collar kepada seekor gajah liar yang berat badannya 2,5 ton dan tinggi 2,19 meter, di daerah Talang Selawe.

Pemasangan alat pemantau ini diawali dengan penembakan bius pada gajah betina yang  diperkirakan berusia 25 hingga 30 tahun itu dan ini dilakukan oleh Ketua Forum Mohout Nazaruddin.

“Pemasangan GPS collar dilakukan sebagai upaya monitoring pergerakan kelompok gajah dalam rangka mitigasi konflik atau early warning system,” kata Pelaksana Tugas Kepala Balai TNBBS Ismanto di Jakarta, Senin (11/5/2020).

Bukan hanya Ismanto yang mengapresiasi tim yang berhasil dalam proses pemasangan GPS collar ini, Indra Exploitasia, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pun merasa bangga atas sukses tim Mohout itu.

Baca juga: Madu KPH Sungai Sembulan Lebih Menggigit dan Nendang

“Tim sudah bekerja baik dengan tetap mengedepankan kesejahteraan satwa hingga tak terganggu karena adanya collar dan pemasangan ini sudah sesuai SOP,” ujar Indra Exploitasia.

Dengan adanya GPS collar ini, kata Ismanto, gerak dan langkah gajah akan sangat mudah terpantau.

Termasuk juga bila saat gajah keluar jalur hingga penanggannnya segera dilakukan, sebelum terjadi interaksi antara manusia dan satwa.

Pemantauan secara langsung dilakukan kepada kelompok gajah oleh tim blokade dan pemantauan melalui satelit.

GPS collar diatur dengan interval transmisi sinyal per satu jam dan dapat dimonitor melalui web application serta mobile application.

“Mobile application menampilkan monitoring posisi GPS collar dan history pergerakan GPS Collar, sedangkan web application menampilkan GPS collar secara near real time dalam bentuk tiga dimensi,” ujar Ismanto lagi.

Baca juga: Kolaborasi dari Hati, Empat Hari Belajar di Bulan nan Fitri

Pemasangan  GPS collar ini sebagai kelanjutan dari kegiatan penggiringan 12 gajah liar ke kawasan Taman Bukit Barisan Selatan yang sukses dilakukan 27 April kemarin.

Penggiringan  ke dalam kawasan untuk menghindari terjadinya konflik manusia dengan gajah yang belakangan selalu terjhadi di kawasan Bukit barisan

“Sungguh kami sangat mengapresiasi tim yang berhasil memasang GPS collar atas kerja keras, dedikasinya, dan kerja samanya.”

“Meski pekerjaan ini dilakukan pada bulan Ramadhan dan didtengah wabah pandemi dengan kondisi topografi TNBBS, semua dapat dilaksanakan sesuai rencana,” pungkas Ismanto. (Trop 01)