Produktivitas Kedelai dan Minyak Matahari Meningkat Berkat Riset

Pasar ekspor minyak sawit Indonesia masih tumbuh 1,5 persen (yoy) walaupun diwarnai penuh masalah dan berbagai kampanye negatif dan masalah paling serius yakni rencana Uni Eropa untuk mengurangi impor sawit mulai 2021. : Wisesa/TROPIS.CO
Pasar ekspor minyak sawit Indonesia masih tumbuh 1,5 persen (yoy) walaupun diwarnai penuh masalah dan berbagai kampanye negatif dan masalah paling serius yakni rencana Uni Eropa untuk mengurangi impor sawit mulai 2021. Foto : Wisesa/TROPIS.CO

TROPIS.CO, JAKARTA – Produsen sawit hendaknya segera mewaspadai perkembangan para negara produsen minyak kedelai dan matahari karena intensifnya mereka dalam melakukan penelitian dalam upaya meningkatkan produktivitas tanamannya.

Bungaran Saragih, mantan Menteri Pertanian dan Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengingatkan itu saat berdialog dengan TROPIS.CO di Jakarta belum lama ini.

Menurutnya, walau tidak mungkin untuk menyamakan dengan tanaman sawit, tapi berapa pun besarnya peningkatan produktivitas per hektare tanaman kedelai dan bunga matahari per hektare akan memberikan pengaruh yang signifikan dalam percaturan minyak nabati global.

Saat ini rata-rata tingkat produktivitas kedelai dan matahari, baik di Amerika Serikat, di Brasil maupun di sejumlah negara di kawasan Eropa, hanya dalam kisaran 0,3 hingga 0,4 ton per hektare.

Sungguh sangat tak sebanding dengan kelapa sawit yang kini rata-rata sudah mencapai 3 sampai 4 ton per hektare.

“Memang masih jauh di atas tanaman sawit, namun kita harus terus waspada karena mereka terus melakukan riset,” kata Bungaran Saragih.

Sementara Indonesia, diakui Bungaran, dalam riset ini seperti kurang serius dan tertinggal jauh dengan negara negara maju itu.

“Kita jangan terlena dan saatnya untuk.memberikan perhatian serius dalam hal riset tanaman sawit ini,” ucapnya.

Indonesia dan Malaysia, dua negara bertetangga, menjadi produsen minyak sawit terbesar dunia.

Luas kebun sawit Indonesia kini telah mendekati sekitar 13 juta hektare dengan produksi minyak sawit sekitar 42 juta ton per tahun

Sedangkan sawit Malaysia luasnya sekitar 5 juta hektare dengan produksi minyak sawit sekitar 20 juta ton per tahun.

Kendati luasan dan produksi sawit Malaysia lebih rendah ketimbang Indonesia, namun dari aspek riset Malaysia lebih maju.

Malaysia sebagian besar produk sawit berupa produk hilir, tidak lagi mengutamakan ekspor minyak sawit mentah atau crued palm oil seperti halnya Indonesia. (*)