Potensi Ketidakpastian Ekonomi Global Masih Tinggi

Presiden Joko Widodo berpandangan, pergerakan ekonomi global yang tidak menentu pasti akan berpengaruh terhadap Indonesia, tapi mesti optimistis. Foto : Antara
Presiden Joko Widodo berpandangan, pergerakan ekonomi global yang tidak menentu pasti akan berpengaruh terhadap Indonesia, tapi mesti optimistis. Foto : Antara

TROPIS.CO, SURAKARTA – Presiden Joko Widodo menyatakan potensi ketidakpastian perekonomian global yang tidak menggembirakan dalam beberapa waktu mendatang masih tinggi.

“Kondisi ekonomi dunia saat ini masih berpotensi dan masih sangat berpotensi untuk dilanda ketidakpastian,” kata Presiden Jokowi di hadapan peserta Rapimnas 2018 Kamar Dagang Indonesia (KADIN) di Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (28/11/2018).

Ia menyebutkan KTT APEC sepuluh hari lalu menunjukkan bahwa perang dagang Amerika Serikat dan Cina masih akan terus berlanjut.

“Nanti ketemu lagi di G20, feeling saya mengatakan ya tetap akan ramai,” katanya.

Dalam KTT APEC, menurut Presiden, pimpinan dua ekonomi terbesar dunia nomor satu dan dua bersitegang dan sulit dipersatukan.

“Dari pagi sampai siang, kemudian masuk lagi sampai sore, ada blok di sana, ada blok di sini,” ungkap Kepala Negara.

Dia pun memerintahkan Menteri Luar Negeri untuk menjembatani agar panasnya perang dagang dapat mendingin, namun upaya itu gagal.

“Yang di sini datang ke saya, Presiden Jokowi terima kasih sudah menjembatani, tapi maaf kami tetap pada pendirian kami ini.”

“Yang sana juga sama terima kasih, tapi juga maaf, ya itulah yang kita hadapi sekarang ini,” ujarnya.

Presiden menilai, pergerakan ekonomi global yang tidak menentu pasti akan berpengaruh terhadap Indonesia.

“Tapi kita tidak usah yang namanya pesimis, tetap harus optimistis.”

“Sekali lagi sebagai pengusaha kita tidak boleh gentar, kita harus tetap optimistis.”

“Jangan lupa di setiap kesempitan pasti selalu ada kesempatan. Di setiap kesulitan pasti selalu ada peluang. Pengusaha pasti berpikiran seperti itu,” tutur Presiden mantap.

Menurutnya, dalam suasana perang dagang seperti initerbuka peluang besar.

“Ketua KADIN dan HIPMI menyampaikan banyak investor berminat mengalihkan pabrik-pabriknya ke ASEAN, termasuk Indonesia.”

“Inilah peluang karena mereka tahu kalau tarif masuk ke pasar Amerika dinaikkan, mau tidak mau mereka menggeser ke negara lain,” kata Kepala Negara.

Kesempatan itu harus diambil dengan menjadikan mereka rekan kerja untuk menarik investasi dan memperluas ekspor.

“Problem besar kita sekarang ini adalah di neraca perdagangan, defisit neraca transaksi berjalan.”

“Ini bisa diatasi kalau ekspor kita meningkat, bisa diatasi kalau kita bisa melakukan hilirisasi, bisa diatasi kalau kita melakukan industrialisasi.”

“Inilah sebuah potensi, baik potensi untuk memperkuat industri maupun potensi untuk meningkatkan ekspor kita,” harap Presiden Joko Widodo optimistis. (*)