Aturan Penggunaan B20 Non PSO Akan Berlaku 1 September

Dengan penggunaan biodiesel B20 untuk non PSO maka bisa mengurangi impor migas yang selama ini membebani neraca perdagangan Indonesia. Foto : Global Trade Magazine
Dengan penggunaan biodiesel B20 untuk non PSO maka bisa mengurangi impor migas yang selama ini membebani neraca perdagangan Indonesia. Foto : Global Trade Magazine

TROPIS.CO, JAKARTA – Presiden Joko Widodo akan menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) mengenai penggunaan biodiesel bagi kegiatan sektor non Public Service Obligation (PSO) dalam jangka waktu satu hingga dua hari ke depan.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution yang optimistis implementasi mandatori pencampuran 20 persen biodiesel di dalam bahan bakar minyak (BBM) jenis solar (B-20) sudah bisa terlaksana mulai 1 September mendatang.

Setelah kebijakan ini berjalan, ia berharap Indonesia sudah bisa mengurangi impor migas yang selama ini membebani neraca perdagangan Indonesia.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, impor migas sepanjang semester I 2017 tercatat di angka US$14,04 miliar atau meningkat 20,82 persen dari posisi tahun lalu US$11,62 miliar.

Kenaikan impor ini tentu berkontribusi terhadap neraca perdagangan Indonesia yang defisit US$1,02 miliar pada periode yang sama.

“Perpres tadi disebutkan siap teken paling lambat hari ini atau besok sehingga Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bisa menindaklanjuti dengan aturan teknis pelaksanannya,” ujar Darmin di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (14/8/2018).

Bila sudah berjalan efektif, implementasi B-20 diharapkan bisa mengurangi impor solar sebanyak US$2,3 miliar hingga Desember mendatang.

Hal ini saja, menurut Darmin, sudah berkontribusi positif bagi perbaikan defisit transaksi berjalan hingga akhir tahun.

Darmin juga menilai, implementasi B-20 juga bisa mendongkrak permintaan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) domestik sebesar 4 juta kiloliter (kl) per tahun.

Jika permintaan, bertambah otomatis harga CPO bisa membaik, dan memperbaiki nilai ekspor Indonesia.

Darmin menaksir harga CPO bisa mendekati US$700 per metrik ton atau naik dari posisi saat ini US$532 per metrik ton.

“Tapi mungkin ini akan berdampak optimal di tahun depan, di mana ada dorongan dua faktor yaitu penghematan solar dan kenaikan harga kelapa sawit. Sekarang kami memang perkirakan akan ada dampaknya, tapi belum besar,” paparnya.

Beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo menyebut implementasi B-20 bisa menyelesaikan sepertiga dari permasalahan defisit transaksi berjalan yang saat ini tengah dialami Indonesia. Ini lantaran penghematan impor yang didapat Indonesia bisa sangat besar.

Presiden menyebutkan, Indonesia setidaknya bisa menghemat impor BBM sebesar US$5,9 miliar per tahun dengan asumsi harga minyak US$70 per barel.

Dengan mengambil asumsi defisit transaksi berjalan tahun 2017 sebesar US$17,3 miliar, maka penghematan itu setara dengan 34,1 persen dari total defisit transaksi berjalan.

“Lebih dari sepertiga dari Current Account Deficit (CAD) Indonesia bisa terselesaikan dengan biodiesel. Ini akan menyelesaikan CAD kami.”

“Jadi sekali lagi saya minta kesungguhan agar implementasi B-20 ini betul-betul dilaksanakan,” ungkap Presiden Joko Widodo awal bulan lalu. (*)