Industri Sawit Pangkas Kemiskinan dari Sabang sampai Merauke

Tulang Punggung Ekonomi Nasional

Sementara Pengamat Kehutanan, Dr. Bedjo Santoso, mengungkapkan industri kelapa sawit mampu menyerap 16,2 juta orang tenaga kerja.

Rinciannya, 4,2 juta tenaga kerja langsung dan 12 juta tenaga kerja tidak langsung. Devisa kelapa sawit tahun 2018 sebesar Rp240 triliun.

Kelapa sawit mampu menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

“Saya tidak sepakat dengan kebijakan moratorium sawit (Inpres Nomor 8 Tahun 2018).”

“Aturan ini tidak jelas arahnya dan menggerogoti sawit sebagai tulang punggung ekonomi nasional,” ujar Bedjo.

Ia mengatakan Pengembangan kelapa sawit (terutama sawit rakyat) dapat ditempuh melalui pembangunan ekosistem hutan tanaman kelapa sawit yang ramah lingkungan berbasis kearifan lokal.

“Kebijakan pemerintah dalam perkelapasawitan yang kontraproduktif dengan upaya pengentasan kemiskinan perlu ditinjau kembali agar sesuai prioritas kepentingan nasional,” jelasnya.

Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar Ditjen Perkebunan Kementan Heru Tri Widarto menyebut total luas lahan sawit 16,38 juta hektare.

Dari jumlah tersebut, luas perkebunan sawit rakyat 6,72 juta hektare.

Sementara itu, potensi peremajaan sawit rakyat 2,78 juta hektare dengan sebaran dominan di Sumatera dan Kalimantan.

“Target PSR periode 2020-2022 tumbuh 180 ribu hektar setiap tahunnya.”

“Targetnya di 21 provinsi dan 108 kabupaten/kota,” tutur Heru.

Secara keseluruhan Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjen Bun) menargetkan nilai ekspor komoditas utama, andalan dan pengembangan perkebunan periode 2020-2024 sebesar US$74,31 miliar atau setara Rp1.040,33 triliun.

Untuk mengejar seluruh target tersebut Ditjen Bun mendorong pengembangan logistik benih, meningkatkan produksi dan produkivitas, meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor.

“Kami juga mendorong modernisasi perkebunan, pembiayaan melalui KUR (kredit usaha rakyat), peningkatan kapasitas SDM (sumber daya manusia), optimasi jejaring stakeholder,” ucap Heru Tri.

Ditjen Perkebunan juga menargetkan selama 2020-2024 produksi perkebunan naik 7 persen per tahun, penyerapan tenaga kerja 5 persen, peningkatan PDB perkebunan 5 persen per tahun serta mengurangi losses 3 persen. (*)