Perhutanan Sosial Jadi Lokomotif Ekonomi Baru di Wilayah Desa

 

TROPIS.CO-Upaya Pemerintah mengangkat ekonomi warga di sekitar lahan hutan lewat program Perhutanan Sosial cukup membuahkan hasil. Sejumlah warga di beberapa kawasan hutan di Indonesia sudah merasakan hasilnya.

Mereka yang awalnya tidak memiliki kepastian penghasilan, setelah adanya program Perhutanan sosial memiliki penghasilan yang bisa dijadikan sandaran untuk menopang kehidupan keluarganya. Bahkan, beberapa di antaranya mampu mengolah hasil hutannya menjadi barang barang yang lebih bernilai ekonomi tinggi dan berorientasi ekspor.

“Semenjak mendapatkan program Perhutanan Sosial dengan skema KULLIN KK pada tahun 2017, selain mampu mempertahankan kelestarian hutan, usaha kelompok di bidang kehutanan semakin meningkat,” ujar Ketua LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) Wono Lestari, Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Edi Santoso kepada TROPIS.CO.

Sebagai gambaran, petani KTH LMDH Wono Lestari, sebelum Covid-19, rata rata pendapatan perbulannya pada kisaran Rp 3,8 juta hingga Rp 4 juta, dibandingkan sebelumnya yang berkisar Rp 1,8 juta hingga Rp 2 juta perbulan. Artinya terjadi lompatan penghasilan yang cukup signifikan dengan program Perhutanan sosial tersebut.

Sementara Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan, Bambang Supriyanto membenarkan adanya peningkatan pendapatan petani hutan di wilayah Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang itu. “Peningkatan ini karena adanya pengoptimalan pemanfaatan potensi sumberdaya pada ijin konsesi pemafaatan kawasan hutan yang diberikan termasuk juga mengembangkan kawasan hutan sebagai daerah tujuan wisata,” ujarnya. (gus)