GAPKI Optimistis Tahun Depan Harga Sawit Membaik

Ketua Umum GAPKI Eddy Martono mengingatkan bahwa para pemangku kepentingan dan dan pemerintah dapat mengambil langkah bijaksana untuk menjaga daya saing industri kelapa sawit Indonesia. Foto: GAPKI
Ketua Umum GAPKI Eddy Martono mengingatkan bahwa para pemangku kepentingan dan dan pemerintah dapat mengambil langkah bijaksana untuk menjaga daya saing industri kelapa sawit Indonesia. Foto: GAPKI

TROPIS.CO, NUSA DUA – Dinamika perekonomian dunia yang ditandai perlambatan pertumbuhan ekonomi dan inflasi tinggi yang dialami banyak negara di dunia, sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia yang berimbas harga minyak sawit Indonesia.

Namun demikian, pelaku usaha sawit optimistis tahun depan, harga minyak sawit akan lebih baik dari tahun ini.

“Selama tahun 2023, kinerja industri sawit tidak sebaik tahun lalu.”

“Namun tahun depan kami optimistis, kinerja industri sawit bakal bullish,” tutur Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (GAPKI) Eddy Martono dalam kata sambutannya di 19th Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) and 2024 Price Outlook yang digelar di Nusa Dua, Bali, Kamis (2/11/2023).

Baca juga: Perlu Lobi Politis untuk Dorong Sawit sebagai Tanaman Hutan

Eddy mengaku, selain ekonomi global, faktor El Nino dan lambatnya peremajaan ikut mempengaruhi kinerja industri.

“Indonesia sebagai produsen minyak kelapa sawit terbesar mengalami stagnasi produksi dalam beberapa tahun terakhir El Nino serta lambatnya peremajaan perkebunan rakyat,” ujarnya.

Dia menyakini, implementasi B35 serta prediksi naiknya konsumsi domestik dalam negeri di berbagai industri terutama sektor konsumsi akan mendorong naiknya permintaan terhadap sawit dan produk turunanya.

Namun Eddy mengingatkan bahwa para pemangku kepentingan dan dan pemerintah dapat mengambil langkah bijaksana untuk menjaga daya saing industri kelapa sawit Indonesia.

Baca juga: Kelapa Sawit dan Undang-Undang Kehutanan

“Peran pemerintah untuk menerbitkan regulasi yang pro industri serta memperjuangkan sawit di forum internasional Uni Eropa akan membantu sawit dalam menghadapi berbagai hambatan ke depan,” pungkas Eddy Martono. (*)