Pemimpin Transglobal Kunci Tercapainnya Pengelolaan Lingkungan Hidup Berkelanjutan

Rapat Kerja Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara, Bangun Sinergi Pengendalian Pembangunan Ekosistem Pulau/Kepulauan.

TROPIS.CO, LOMBOK BARAT- Sosok pemimpin transglobal menjadi salah satu kunci tercapainya pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan berkelanjutan.

Demikian salah satu benang merah yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Bambang Hendroyono saat menjadi keynote speech “Penerapan Transglobal Leadership Dalam Pembangunan Ekosistem Pulau/Kepulauan di Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara” di Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada 24-25 Juli 2023.

“Sosok pemimpin transglobal menjadi salah satu kunci tercapainya pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan yang berkelanjutan,” ujar dia.

Pola kepemimpinan transglobal, menurut Bambang, lahir sebagai akibat kompleksitas permasalahan yang dihadapi oleh seorang pemimpin di era global. Kepemimpinan transglobal dibangun dan dibentuk berdasarkan beberapa elemen kecerdasan yaitu Kecerdasan Kognitif, Kecerdasan Moral, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Budaya, Kecerdasan Bisnis, dan Global Intelegensia.

“Keenam kecerdasasan Kepemimpinan Transgologal ini dapat didayagunakan dalam pengelolaan landscape – seascape terpadu untuk mewujudkan pembangunan antara lain pengelolaan sumber daya alam, serta tata ruang secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hidup,” katanya.

Pada kesempatan ini, Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah menyampaikan terima kasih kepada KLHK atas dukungan kebijakan dan program untuk Provinsi NTB, termasuk penyelenggaraan Raker yang dilaksanakan di Senggigi, Lombok Barat, NTB.

Selanjutnya, Rohmi juga menyampaikan bahwa progres capaian pembangunan LHK di NTB cukup signifikan, khususnya untuk kegiatan penanaman, konservasi, serta pengelolaan sampah dan limbah.

“Kami selaku Pemerintah Daerah tetap memohon dukungan KLHK untuk proses pembangunan yang berkelanjutan di NTB,” ujar Rohmi saat membuka secara resmi Raker Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara.

Sebelumnya, dilakukan juga pelepasliaran burung sebanyak 160 ekor yang terdiri dari jenis Kepudang Kudak Hitam 10 ekor, Kacamata Laut 60 ekor, Jalak Kebo 15 ekor, Perkutut Loreng 55 ekor, dan Pipit Zebra 20 ekor. Jenis-jenis burung tersebut tidak dilindungi dan daerah sebarannya di NTB.

Raker ini dihadiri oleh peserta dari Eselon II Pusat KLHK, Kepala Badan/Dinas Provinsi yang membidangi Perencanaan, Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta seluruh Kepala UPT KLHK di Pulau Bali dan Nusa Tenggara. Kegiatan ini diinisiasi oleh Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara (P3E Bali Nusra).***(gus)