Wamen  LHK Alue Dohong,  KUPS  Harus Berorientasi Bisnis

Menteri LHK Siti Nurbaya membuka festival Perhutanan Sosial di Mojokerto, bersamaan dengan Munas Asosiasi Perhutanan Sosial Seluruh Indonesia. Menteri mentargetkan akses kelola kawasan hutan diharapkan mencapai 70 persen pada 2025.
Menteri LHK Siti Nurbaya, usai membuka Festival Pesona 2023 di Manggala wanabakti, melihat langsung kegiatan festival yang mempromosikan berbagai produk masyarakat anggota Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS)

TROPIS.CO – JAKARTA,  Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar Festival Pesona (Perhutanan Sosial Nasional) 2023 sebagai bagian dari peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Acara yang berlangsung selama tiga hari, dari 5-7 Juni 2023 ini mencerminkan komitmen KLHK dalam mendukung kerangka perhutanan sosial yang produktif dan berkelanjutan.

“Festival Pesona ini juga menjadi bagian penting dalam kerja-kerja kita dalam Perhutanan Sosial. Ini membuktikan bahwa Perhutanan Sosial dibangun untuk keberpihakan pada masyarakat atau small holders, memperhatikan dan menerapkan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan serta membangun produktivitas dan memberikan kesejahteraan kepada masyarakat,” ujar Menteri LHK Siti Nurbaya.

Festival Pesona 2023 diselenggarakan dengan berbagai rangkaian kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk kehutanan sosial, serta memperluas akses pasar melalui kerjasama antara Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) dan mitra usaha resmi pemerintah.

Wakil Menteri LHK Alue Dohong dalam sambutan pembukaan Festival Pesona mengatakan, KUPS yang mengelola sumber daya hutan harus berorientasi pada bisnis dan bukan sekadar sosial. “KUPS yang mengelola sumber daya hutan harus berorientasi pada bisnis tak sekadar sosial, dan harus menciptakan nilai ekonomi di dalamnya,” ungkapnya.

Dalam rangkaian festival ini, APP Sinar Mas, salah satu mitra pemerintah, turut berpartisipasi dalam pameran produk hutan sosial. APP Sinar Mas menampilkan beragam produk dari petani binaan unit usaha dan mitra pemasoknya dari berbagai daerah, melalui program Desa Makmur Peduli Api (DMPA).

Program DMPA sendiri merupakan inisiatif APP Sinar Mas untuk memperkuat kesejahteraan masyarakat sekitar hutan, serta memitigasi dampak perubahan iklim, salah satunya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Hingga Januari 2023, program DMPA telah menjangkau 421 Desa yang tersebar di Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. Selain itu, program ini telah berhasil melibatkan 223 BumDes, 9 Koperasi, 189 Gapoktan, dan 135 Kelompok Wanita Tani (KWT). Serta penerima manfaat dari program ini telah mencapai lebih dari 85 ribu orang.

“Program DMPA adalah implementasi dari komitmen kami dalam mendukung visi pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. Hal ini juga sejalan dengan Sustainability Roadmap Vision (SRV) 2030 yang telah kami canangkan. Melalui program ini, kami juga berfokus pada pencegahan karhutla sebagai upaya memitigasi dampak perubahan iklim,” ungkap Direktur APP Sinar Mas Suhendra Wiriadinata.