TROPIS.CO, MATARAM – Sekretaris Direktorat Jenderal (Sekditjen) Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL) Dyah Murtiningsih, Selasa (23/11/2020), mengunjungi lokasi program Padat Karya Penanaman Mangrove (PKPM) di Dusun Rangge Kulo, Pujut, Mandalika, Lombok Tengah.
Di dampingi Kepala Balai PDASHL Lindung Nusa Tenggara Barat Djarot, Dyah melihat kondisi tanaman mangrove yang dikembangkan Kelompok Tani Hutan (KTH) Kretang Jaya pada areal pantai seluas 6 hektare.
Di lokasi ini, Dyah berdialog dengan Genap, Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Kretang Jaya.

Genap, selain ketua kelompok tani hutan, adalah Kepala Dusun Rangge Kulo, Pujut, Lombok Tengah.
“Total areal yang ditanami, ada 6 hektare, dan penanamannya sudah 100 persen,” ujar Genap.
Menurut Dyah, Program PKPM menurut salah satu strategi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dampak pandemi Covid-19.

“Dan ini langkah extra ordinary yang ditempuh KLHK dalam memulihkan lingkungan sekaligus ekonomi seperti yang diharapkan Bapak Presiden,” katanya.
Realita lapangan memang seperti itu, pemulihan lingkungan dilakukan melalui rehabilitasi Pantai Pujut yang sebelumnya dipenuhi tanaman mangrove.
Namun sejak beberapa tahun silam hutan mangrove Pantai Pujut terkikis habis, tergerus ombak sehingga diharapkan melalui program PKPM ini, kondisi lingkungan pantai di sekitar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Wisata Mandalika bisa pulih kembali.

Dalam kunjungan ke Lombok itu, Dyah Murtiningsih juga bertandang ke rencana lokasi persemaian moderen yang terletak di dekat kawasan Mandalika. Persemaian moderen ini ada seluas 33 hektar dan kini masih tahap pengerjaan pembuat pakar keliling, sepanjang 2,5 km.
Persemaian ini juga akan dirancang sebagai kawasan ekowisata sebagai alternatif kunjungan wisatawan manca negara. Dengan kondisi kuntur yang berbukit dengan latar laut Mandalika, diyakini kawasan persemaian moderen ini bakal menjadi salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi.