TROPIS.CO – JAKARTA, Dalam kurun usia 17 tahun program Adiwiyata telah memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan pengurangan timbulanan sampah nasional. Pendekatan program berbasiskan pelajar Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas, telah mampu meningkatkan kesadaran kelompok generasi milaneal untuk berprilaku ramah lingkungan.
Ade Paguna Ruteka, Plt Kepala Badan SDM dan Penyuluhan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, memparkan banyak kemajuan yang dicapai dalam 17 tahun program yang melibatkan guru dan siswa sekolah. Dan sudah sempat direvitalisasi menjadi Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan hidup di Sekolah.
“Kini, tahun 2023, adalah tahun ke 17 pelaksanaan Gerakan PBLHS – Adowiyata sebagai salah stau upaya dalam pengelolaan lingkungan di Indonesia,”kata Ade Palguna Ruteka saat membuka Talkshow yang bertema “Perkembangan Pendidikan Lingkungan Hidup Indonesia: Peringatan 17 tahun Adiwiyata” dan Coaching Clinic Adiwiyata di Auditorium Dr. Soedjarwo, Gedung manggala Wanabakti, Jakarta, Kamis (15/6).
Adapun hadir sebagai narasumber dalam Talkshow tersebut, selain diantaranya Kepala Pusat Pengembangan Generasi LHK, Sinta Saptarina Soemiarno, juga Dewan Pertimbangan Gerakan PBLHS, Edhi Budhi Soesilo. Dan Direktur Sustainable Development-Danone Indonesia, Karyanto Wibowo serta Nadia Mulya dari kalangan figur public. Output dari talkshow ini, meningkatnya pemahaman dan komitmen para pemangku kepentingan terhadap pendidikan lingkungan dan Gerakan PBLHS, sekaligus ajang motivasi bagi sekolah-sekolah dalam melakukan Gerakan PBLHS.
Ada sharing pengalaman dari tiga Sekolah Adiwiyata dalam menerapkan Gerakan PBLHS yaitu SD Amalina Tangerang Selatan, SMPN 10 Malang, dan SMAN 6 Yogyakarta. Selain, penyerahan secara simbolis Perjanjian Kerjasama 4 Kementerian antara KLHK, Kemendikbudristek, Kemenag, dan Kemendagri tentang Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup pada Satuan Pendidikan Formal.
Ade Palguna menjelaskan, PBLHS tidak saja meningkatkan kesadaran dan pemahaman warga sekolah terhadap upaya pengelolaan lingkungan, namun juga berkontribusi terhadap peningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di sekolah.
Dalam kurun waktu 2006 – 2021, Sekolah Adiwiyata telah memberikan kontribusi berupa pengurangan timbulan sampah melalui pengelolaan sampah dengan metode reduce, reuse, recycle (3R) penanaman dan pemeliharaan pohon atau tanaman, pembuatan lubang biopori dan sumur resapan serta konservasi energi dan air.
“Gerakan PBLHS ini juga merupakan pengungkit, embrio, dan pendukung serta berkontribusi terhadap percepatan tercapainya 20.000 Kampung Iklim pada tahun 2025, tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan 2030 serta dan pencapaian target Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC),” ujarnya.
Di usia yang ke 17, pada tahun ini, terdapat beberapa perkembangan diantaranya; pengembangan aplikasi Sistem Informasi Adiwiyata (SIDIA) dalam mekanisme penilaian, pemberian penghargaan kepada kepala daerah yang kinerja pengembangan GPBLHS nya baik.
Disebutkan, perlu disadari bahwa Penghargaan Adiwiyata bukanlah tujuan akhir, namun penghargaan dan juga berbagai program lain, adalah langkah untuk menuju tujuan yang lebih besar. Terutama, terkait dengan visi RPJPN 2005-2025; Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur.
Peringatan 17 tahun Adiwiyata, dikatakan Ade Palguna, adalah bagian dari rangkaian Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2023. Kegiatan ini dimotori Pusat Pengembangan Generasi LHK, BP2SM KLHK bersama mitra Danone Indonesia. Tak kurang dari 1200 peserta hadirberpartisipasi, baik tatap muka maupun secara online. Dan mereka, berasal dari Sekolah Adiwiyata, Calon Sekolah Adiwiyata, Pemerintah daerah provinsi dan Kabupaten – kota.
“Ada juga para mitra yang berasal dari Kementerian dan Lembaga lain yang terkait, Dunia Usaha, LSM, Praktisi Pendidikan Lingkungan, dan Penggiat Adiwiyata,” tutur Ade Palguna lagi.