Peran Rimbawan dalam Geopolitik Sumber Daya Hutan

Empat Rasionalitas

Ada empat rasionalitas yang melandasi dinamika pengelolaan sumber daya alam tersebut.

Pertama, arus globalisasi yang dicirikan dengan komunikasi dan mudahnya interaksi, yang telah mendorong peningkatan perdagangan bahan baku (raw materials) berbasis sumber daya alam.

Kedua, pertumbuhan penduduk dunia yang sekaligus dampak pertumbuhan ekonomi yang meningkatkan kebutuhan terhadap sumber daya energi, pangan, pakan, obat-obatan, dan berbagai material sumber daya alam lain.

Ketiga, kemiskinan masyarakat di negara-negara terbelakang (under developing countries), yang memperburuk tingkat kerusakan sumber daya alam akibat pembangunan guna mengatasi kemiskinan.

Keempat, adanya perubahan iklim, polusi dan penurunan kualitas lingkungan yang berpengaruh terhadap suplai sumber daya alam.

“Tidak diragukan sama sekali bahwa geopolitik sumber daya hutan sangat berperan dan berpengaruh nyata bagi terwujudnya 100 tahun pasca kemerdekaan Indonesia.”

“Melalui visi Satu Abad Indonesia pada Tahun 2045 atau Indonesia Emas, menjadi arah dan pedoman dalam mewujudkan Indonesia yang berdaulat, maju, adil dan makmur.”

”Realisasi perwujudan visi besar tersebut telah mulai ditunaikan sejak periode pertama kepemimpinan Bapak Presiden Joko Widodo, termasuk pembangunan di bidang kehutanan dan lingkungan hidup,” tutur Wamen Alue Dohong.

Selama kepemimpinannya, Presiden Joko Widodo konsisten menerapkan kebijakan dan program pembangunan yang terstruktur, sistematis, sekaligus terukur.

Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hutan diarahkan untuk mendukung dan membantu pemenuhan berbagai kepentinan sektor dan lintas sektor.

Selain memanfaatkan potensi hutan kayu, Presiden Joko Widodo berkomitmen meningkatkan nilai hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan.

Selain potensi ekowisata, Indonesia ke depan harus berbasis pada potensi keberagaman sosial, dan budaya masyarakatnya.

Potensi ekowisata Indonesia dengan berlimpahnya hutan tropis dan keberadaan keanekaragaman hayatinya, sangat berpotensi bagi pengembangan ekowisata terbesar di dunia.

“Perlu saya sampaikan di sini, potensi jasa lingkungan khususnya karbon bisa menjadi modal besar bagi bangsa Indonesia ke depan.”

“Karena kita tidak perlu mengeksploitasi secara berlebihan, justru kita menjaga ekosistem hutan agar karbon yang tersimpan di dalamnya dapat kita valuasi sehingga bisa menjadi penerimaan negara yang luar biasa,” ujar Wamen Alue Dohong.