Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jadi Penggerak Pertumbuhan Ekonomi di Babel

Ekspor Langsung dari Babel

Terhadap kelapa sawit ini, Gubernur Erzaldi telah merancang kebijakan untuk bisa ekspor langsung dari Babel, dan secara bertahap minta agar pengusaha bergerak ke hilir tidak sebatas hanya Crude Palm Oil atau CPO, minyak sawit kasar.

“Bila industri hilirnya dikembangkan di dan ekspornya langsung dari Babel tentu nilai tambah dan pajak ekspor bisa dinikmati masyarakat Babel,” tuturnya.

Sebelumnya, BPS Bangka Belitung telah merelase pertumbuhan ekonomi daerah se Sumstera tahun 2020 dengan hitungan tahun pertahun.

Dalam relase itu, BPS telah menempatkan Babel pada peringkat kedua, yakni – 1 04 persen, di bawah Jambi – 0,99 persen.

Data dari BPS ini cukup menarik, karena walaupun terkontraksi, namun tetap saja, Babel mengalami pertumbuhan ekonomi.

“Adanya pandemi Covid-19 yang sedang melanda memberikan dampak besar bagi perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.”

“Hal ini tercermin dari banyaknya lapangan usaha yang mengalami kontraksi pertumbuhan pada tahun 2020,” ungkap Kepala BPS Kepulauan Bangka Belitung, Dwi Retno Wilujeng dalam keterangan persnya belum lama ini.

Masih dalam rilis tersebut, dikatakan Dwi Retno, ekonomi Provinsi Babel tahun 2020 terkontraksi (negatif) sebesar 2,30 persen, turun dibandingkan tahun 2019 yang tumbuh sebesar 3,32 persen.

“Dari sisi produksi, sumber pertumbuhan terbesar berasal dari lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan,” pungkas Dwi. (*)