Memanfaatkan Dana CSR, Wilmar Bina 17 Ribu Petani Padi

Hamparan sawah petani mitra Wilmar Padi Indonesia, memanfaatkan dana CSR yang tahun kemarin, 2023, sedikitnya Rp 50 miliar lebih untuk 17.000 petani pada areal seluas hampir 9000 hektar di 19 kabupaten, di Jawa dan luar Jawa. Adanya keterlibatan Wilmar Padi, telah mampu meningkatkan produktivitas gabah petani hingga 15 persen, dan meningkatkan pendapatan petani sekitar Rp 10 juta pertahun. Tahun imi, 2024, manajemen Wilmar padi, telah mengalokasikan anggaran sedikitnya Rp 100 miliar untuk mengelola sawah seluas 20 ribu perhektar bersama petani. Peran yang dimainkan Wilmar diharapkan mampu menekan angka impor beras yang setiap tahun cenderung meningkat tinggi.

TROPIS.CO – JAKARTA, Wilmar Internasional telah memanfaatkan dana Corporate Social Responbility atau CSR perusahaannya untuk membantu petani dalam upaya menaikan produktivitas gabah kering panen, hingga terjadi peningkatan pendapatan.

Soranto, Rice Bussines Head PT Wilmar Padi Indonesia dalam percakapan dengan sejumlah wartawan pada saat buka puasa bersama di Jakarta, Jumat (22/3), menyebutkan kini ada sekitar 17.000 petani padi yang telah mendapatkan dukungan dana CSR Wilmar Internasional yang tahun kemarin, 2023, mencapai Rp 50 miliar lebih.

Dana sebesar ini dirinci Soranto, telah dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman padi seluas 8.903 hektar, tersebar di 19 kabupaten di Jawa Timur, Banten, Lampung, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan.

Saranto; Rice Bussines Head, PY Wilmar Padi Indfonesia, kita tidak berbinsis dengan petani. Pendapatan Wilmar padi dari proses penggilingan dan produk samping, bekatul, derdak dan sekam.

“Para petani sebanyak itu telah menjadi mitra Wilmar Padi Indonesia, melalui pendekatan Farmer Engagement Program (FEP), “kata Saronto.

Dalam program itu, ditambahkan Saranto, petani mendapatkan fasilitas berupa agri input, yaitu sarana dan prasarana produksi pertanian. Wilmar juga bekerjasama dengan pemerintah daerah, dalam memberi subsidi pada petani. Kemudian, bersama perusahaan asuransi milik pemerintah dan swasta, memberikan subsidi asuransi bagi petani mitra.

Dalam implementasi program, perusahaan menerapkan good agriculture practice atau GAP melalui pendampingan hingga target produktvitas perhektar optimal. “ Dan Alhamdulillah produktivitas rata rata bisa meningkat hingga 15%,”ungkap Saranto.

Dengan adanya peningkatan produktivitas ini, maka secara otomatis, pendapatan petani ikut meningkat. Dan dalam setiap peningkatan 300 kg/ha, paling tidak pendapatan petani bertambah Rp 1,2 juta. Tentu andai harga gabah lebih tinggi, seperti belakangan menembus Rp 8000/kg, maka pendapatan petani bisa diatas Rp 2,4 juta/ha.

Suatu peningkatan yang cukup signifikan, dan rata rata di sejumlah kabupaten, tingkat pendapatan ini sudah di atas Upah Minimum Regional atau UMR. Dengan tingkat pendapatan di atas UMR, diharapkan generasi muda tertarik melanjutkan kegiatan tani keluarganya, sebab tanpa keterlibatan generasi muda, dapat dipastikan Indonesia bakal menjadi negara pengimpor beras terus menerus.

“ Pada saat ini rata rata usia petani yang kini terlibat dalam kgiatan memproduksi beras, sudah di atas 55 tahun,”kata Saranto lagi.

Dan dipertegas oleh Saronto bahwa dalam program ini, Wilmar lebih berorientasi pada percepatan peningkatan kesejahteran petani. Sehingga pendekatannya bukan pada untung rugi, melainkan pada peningkatan pendapatan melaluibpembelian gabah dengan harga yang wajar.

“ Adapun nilai lebih yang didapatkan Wilmar dari program ini, dari biaya penggilingan gabah dan produk ikutannya, seperti. bekatul, dedak padi dan sekam yang selama ini oleh petani belum dimanfaatkan otimal.

Perlu diketahui, Penggilingan padi dapat menghasilkan beras giling sebanyak 65% dan limbah hasil gilingan sebanyak 35%, yang terdiri dari sekam 23%, dedak dan bekatul sebanyak 10%, untuk yang lainnya berupa kotoran.

Dedak padi (rice bran) adalah hasil samping proses penggilingan padi, terdiri atas lapisan sebelah luar butiran padi dengan sejumlah lembaga biji. Sementara bekatul (rice polish) adalah lapisan sebelah dalam dari butiran padi termasuk sebagian kecil endosperm berpati. Dalam proses penggilingan padi di Indonesia, dedak dihasilkan pada penyosohan pertama, sedangkan bekatul pada proses penyosohan kedua.

Manajemen Wilmar memanfaatkan produk samping (by product) menjadi produk hilir yang dapat memberikan nilai tambah. Sebut saja, seperti, bekatul, kulit, menir dan sekam. Berbagai produk samping tersebut dapat dimanfaatkan tepung beras hingga bahan bakar pengganti batu bara karena nilai kalorinya tinggi.

Terus meningkat
Ditambahkan Saranto alokasi anggaran yang bersumber dari dana CSR kelompok usaha Wilmar, terutama dari perusahaan sawit, tiap tahunnya terus meningkat.

Bila tahun kemarin, dana CSR yang dimanfaatkan untuk petani padi ini, sekitar Rp 50 miliar. Tahun sebelumnya, 2022, sekitar Rp 20-an miliar. Dan tahun ini, 2024, diperkirakan akan di atas Rp 100 miliar, sebab tahun ini, Wilmar Padi Indonesia telah memprogramkan pengembangan tanaman padi sedikitnya 20.000 ha di 19 kabupaten.

Sementara luas lahan kemitraan dengan petani tersebut bertambah signifikan dari 2023 yang hanya 8.903 ha. Sebelumnya tahun 2021, areal sawah petani yang dikerjasamakan dengan Wilmar Padi Indonesia, baru sekitar 617 hektar. Dan tahun ini, 2024, ditargetkan seluas 20 ribu hektar dengan alokasi anggaran sedikitnya Rp 100 miliar.

Wilmar  Pasdi juga memiliki pabrik pengolahan  gabah menjadi beras yang kapasitas totalnya  sekitar 50 ribu ton untuk 4 pabrik yang diantaranya,  tersebar di Serang Banten,  Batubara Sumatera Utara,  Mojekerto Jawa Timur.

“Program tersebut dapat berjalan dengan baik karena dukungan dari pemerintah daerah, dinas pertanian, perusahaan agri input dan gabungan kelompok tani (Gapoktan),” kata Saranto.

Disebutkan Soranto, dalam program ini, Wilmar telah merancang bahwa CSR yang dimanfaatkan, bisa menjadi dana bergulir. Diberikan kepada petani dalam bentuk saprodi atau sarana produksi berupa benih, pupuk dan pestisida. Bantuan ini sifatnya pinjaman tanpa bunga, yang pengembaliannya dilakukan, pada saat panen atau sistem “yarnen”

Melalui program yang dikembangkan Wilmar, diakui oleh salah seorang petani di Serang, Banten, produktivitas sawahnya meningkat sekitar 15%. Dan bila dikonversikan ke dalam rupiah, maka peningkatan pendapatan pertahun untuk 3 kali panen, mendekati Rp 10 juta/ha.

Peningkatan pendapatan ini diasumsikan bila harga mencapai Rp 6000/kg gabah Gabah kering panen. Bila diatas itu, tentu pendapatan petani akan lebih tinggi. Sebut saja seperti harga gabah yang terjadi belakangan ini, mencapai Rp 8000/kg.

Saranto sangat menyakini, membaiknya harga gabah di tingkat petani,akan membuat ekonomi petani semakin membaik. Karenanya Wilmar Padi Indonesia, sangat optimis bila potensi dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi yang lebih moderen, akan membuat Indonesia lepas dari produk beras impor.

Dikatakannya, bahwa Wilmar padi akan berusaha memberikan yang terbaik dalam pengembangan industri pangan nasional. Walau saat ini belum berencana melakulan ekspansi dan akan lebih fokus pada 19 kabupaten yang kini sudah ada, tapi Saranto dengan mengotimallkan produktivitas pada areal yang sudah terkelola bersama petani, Wilmar akan mampu meningkatkan kontribusinya terhadap produksi beras nasional.

“Pada saat ini kontribusi baru sekitar 380 ribu ton, seperti yang dicapai tahun 2023 kemarin,”ungkap Saranto. Dan ini mungkin tak lebih 2 % dari produksi beras nasional. “Dengan mengoptimalkan potensi yang ada, diharapkan ditahun tahun mendatang, kontribusi wilmar dalam upaya pengadan beras nasional meningkat,”lanjutnya.

Pada saat ini disebut Saranto, masih ada pekuang peningkatan produktivitas perhektar dalam kisaran 5%. Peluang ini bisa menutupi kekurangan pengadaan beras falam negeri yang setiap tahunnya dalam kisaran 2 juta hingga3 juta ton, dan ini masih harus diimpor dari sejumlah megara, termasuk Thailand.

Diakhir penjelasannya, Saronto berharap kemitraan yang dikembangkan Wilmar Padi Indonesia, dapat sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan produksi gabah dalam negeri. “Kami berupaya mengikuti arahan pemerintah untuk ikut meningkatkan ketahanan pangan,” katanya.