Tungkot Sipayung: Kelapa Sawit Solusi Tepat Membangun Daerah Terbelakang

TROPIS.CO, PALANGKA RAYA – Industri kelapa sawit berkontribusi besar bagi perekonomian nasional. Salah satu buktinya, desa sawit lebih maju, lebih makmur dan lebih ramah lingkungan dibanding dengan desa non sawit.

Hal ini diungkapkan Dr. Tungkot Sipayung, Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), saar menyampaikan kesimpulan penelitiannya pada acara Borneo Forum, Palangka Raya, Selasa (24/8/2022).

Menurut Tungkot, kontribusi industri kelapa sawit bagi perekonomian nasional tidak diragukan lagi. Ternyata dampak positif bagi pedesaan juga sangat nyata.

“Secara umum, kemajuan sosial, ekonomi dan ekologi desa sawit lebih unggul dan signifikan dibandingkan dengan desa non sawit,” kata Tungkot.

Ditambahkan, tidak terkecuali di Kalimantan, desa-desa yang jenis utamanya perkebunan sawit, jauh lebih unggul dibandingkan desa-desa yang sumber penghasilan utama sebagian besar penduduk desanya di sektor pertanian selain sawit.

Berdasarkan data penelitian itu, menurut Tungkot, setidaknya terdapat tiga implikasi. Pertama, dalam konteks sustainability, desa sawit lebih unggul dibandingkan desa non sawit. Kedua, pandangan yang mengatakan bahwa perkebunan kelapa sawit menciptakan berbagai masalah sosial tidak terbukti. Ketiga, ekologi di kawasan pedesaan lebih terjaga.

Kesimpulan tersebut didapat setelah PASPI melakukan perbandingan antara desa sawit dan desa non sawit. Ada 8 provinsi dengan luas perkebunan sawit terbesar di Indonesia yang menjadi sample penitilian. Sedangkan penetapan desa sawit dan desa non sawit diambil berdasarkan data Potensi Desa 2018 yang beririsan dengan ketersediaan data Indeks Desa Membangun (IDM) tahun 2015, 2020 dan 2021.

“Untuk membangun aspek sosial, ekonomi dan ekologi secara simultan di kawasan pedesaan khususnya daerah terbelakang, pelosok, pinggiran maka pengembangan perkebunan kelapa sawit dapat menjadi pilihan dan solusi yang tepat,” lanjut Tungkot.

Pada kesempatan yang sama, Magfur, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan, juga menegaskan hal yang serupa. Dengan makalah berjudul Kontribusi Sawit dalam Perekonomian Borneo/Kalimantan, Magfur menjelaskan, industri kelapa sawit memang memainkan peran penting dalam perekonomian Kalimantan.

Dalam struktur ekonomi Kalimantan, industri pengolahan dan pertanian menjadi dua sektor terbesar setelah pertambangan. Kalimantan Tengah menjadi produsen terbesar di Kalimantan, berikutnya adalah Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Utara. Minyak sawit menjadi komoditas utama ekspor kalimantan setelah batu bara dan lignit.

“Perkembangan industri sawit saat ini telah berhasil meningkatkan kesejahteraan petani perkebunan dilihat dari terus meningkatnya nilai tukar petani sektor perkebunan,” kata Magfur.