Kontribusi Industri Sawit Atasi Ketimpangan Pembangunan

Kontribusi Industri Sawit Atasi Ketimpangan Pembangunan

TROPIS.CO, NUSA DUA – Pengembangan industri kelapa sawit merupakan strategi pembangunan yang sangat penting dalam menanggulangi kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan mengatasi ketimpangan sosial .

“Pemerintah menyadari bahwa mengurangi kemiskinan melalui pengembangan industri kelapa sawit
merupakan strategi pembangunan yang sangat penting,” kata Sri Adiningsih, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia saat menjadi pembicara dalam Indonesian Palm Oil Conference di Bali Nusa Dua Covention Center, Bali, belum lama ini.

Dia menyampaikan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, perekonomian dunia dalam situasi yang tidak terlalu baik, termasuk harga crude palm oil (CPO) yang tertekan.

Dari tahun 2012 hingga semester pertama tahun 2017, menurutnya, rata-rata pertumbuhan industri menunjukkan penurunan dari 6% menjadi 5%.

“Yang menarik sektor pertanian, kehutanan dan perikanan secara bersama-sama mengalami tren yang positif, yaitu mencapai 5,12% pada Semester Pertama tahun 2017, yang meningkat dari 3,25% dari tahun 2016, dan 3,77% untuk tahun 2015,” tutur Sri Adiningsih.
Di samping itu, tingkat pengangguran terus menurun mencapai 5,33% pada bulan Februari 2017 dan 7,03 pada akhir tahun 2016.

Ini berarti, tingkat pengangguran turun di atas 6% pada tahun-tahun sebelumnya.

Sri Adiningsih juga mengungkapkan bahwa dalam rangka mengupayakan peningkatan produktivitas dan daya saing, pemerintah mendorong pengembangan infrastruktur yang ditandai dengan peningkatan secara dramatis anggaran pembangunan infrastruktur.

“Peningkatan pembangunan infrastruktur ini menunjukkan bahwa pemerintah secara serius ingin meningkatkan perekonomian,” kata Sri Adiningsih.

Dari data, kontribusi sektor pertanian sebesar 32,9% untuk penyerapan tenaga kerja, sektor sawit menunjukkan tren semakin meningkat.

Dari 3,4% pada tahun 2012 naik mencapai 4,7% pada tahun 2015 dan 4,9% pada tahun 2016.

Industri kelapa sawit juga menciptakan lapangan kerja baik secara langsung maupun tidak langsung.

Hal ini karena kegiatan perekonomian di sekitar perkebunan sebenarnya cukup luas dan beragam.

Lebih lanjut,tingkat kemiskinan di provinsi penghasil sawit tercatat cukup rendah.

“CPO merupakan salah satu sumber pendapatan devisa yang sangat penting, tercatat bahwa sampai tahun ini industri kelapa sawit merupakan penyumbang devisa terbesar nomor satu untuk sektor pertanian.”

“Sebagai komponen tunggal, CPO menyumbang lebih dari US$14 miliar,” tegas Sri Adiningsih. (jos)