Mentan Syahrul Limpo Ajak HIPMI Sulsel Manfaatkan Peluang Ekspor Bunga Ke Belanda

Mentan Syahrul Yasin Limpo saat bersama pengusaha muda Sulawesi Selatan, manfaatkan peluang ekspor bunga ke Belanda, nilainya mencapai Rp 5 triliun petahun.

TROPIS.CO, MAKASAR – Menteri Pertanian,  Syahrul  Yasin Limpo mengajak kalangan pengusaha muda yang tergabung dalam HIPMI untuk terjun dalam bisnis  pertanian, mengingat besarnya peluang ekspor komoditas pertanian yang belum termanfaatkan.

Sebagai contoh, Mentan menyebut peluang  ekspor bunga ke Belanda yang setiap tahunnya mencapai Rp 5 triliun yang kini termanfaatkan optimal.  Dan bukan hanya bunga, tapi komoditas lainnyapun sangat terbuka lebar, tidak hanya ke Belanda melainkan juga  ke negara tujuan lainnya.

“Peluang ini terbuka lebar, tinggal adek-adek HIPMI mau terjun dengan akselerasi yang dapat mendongkrak produksi, kualitas dan volume ekspor,” tandas Mentan  dalam Executif Seminar “Urban Farming For Millenials” yang diselenggarakan HIPMI Sulawesi Selatan, Sabtu (27/11).

Yang terpenting, lanjutnya, agar menjadi pengusaha sukses di sektor pertanian  jangan berteori. Namun melakukan  aksi nyata di lapangan.  “Butuh modal, saya siapkan dana KUR dan butuh lainnya saya bantu, asal mau terjun ke lapangan menjadi petani,”  tantang  Mentan Syahrul Limpo.

Perlu diketahui, berdasarkan data BPS, di masa pandemi covid 19 hanya sektor pertanian yang nilai ekspornya tumbuh positif. Nilai ekspor pertanian di tahun 2020 sebesar 390,16 triliun, naik menjadi 451,77 triliun di tahun 2021.

Ditegaskan  Mentan Syahrul, HIPMI memiliki tanggung jawab menentukan kemajuan bangsda dan negara,  termasuk Sulawesi Selatan. Bertani itu hebat, menjadi petani muda itu keren. Berusaha di sektor pertanian itu tidak pernah menghianati hasil.  “Jadi, HIPMI punya peluang menjadi petani dan pengusaha di sektor pertanian yang hebat.”

HIPMI memiliki peran memajukan sektor pertanian dalam mengurai tantangan-tantangan ke depan yang menuntut kebutuhan pangan yang lebih besar dan sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.Khusus bagi HIPMI Sulsel,  agar tak hanya menjadi pengusaha yang sukses bergerak di bidang konstruksi dan properti, namun juga menjadi pengusaha di sektor pertanian atau petani milenial yang dapat mengubah pembangunan pertanian menjadi maju, mandiri dan modern berbasis ekspor.

Oleh karena itu, mentan Gubernur Sulsel dua periode ini menekankan HIPMI harus mampu menemukan seperti posisinya, sehingga dapat meneruskan sesuatu agar Indonesia menjadi lebih maju, mandiri dan modern. Dan jika HIPMI tidak maju ke depan yakni tidak berakselerasi menjadi petani milenial, maka negeri ini dikuasai negara lain khususnya dalam pemenuhan kebutuhan pangan.

“Dengan HIPMI terjuan ke pertanian, tentu pertanian kita semakin modern. Kita tidak lagi mengendarai traktor dengan manual, tapi cukup pakai remot kontrol dari jarak jauh. Produksi komoditas pertanian kita pun naik dengan kualitas tinggi dan ekspor pun menjadi semakin tinggi. Kuncinya adalah dengan adek-adek HIPMI harus mengembangkan inovasi dan artificial intellingence,” tuturnya.