Menengok Pemanfaatan Sampah Plastik Jadi BBM di Pulau Pramuka

Teknologi Pirolisis

Menurut Pertamina, pirolisis adalah proses dekomposisi suatu bahan pada suhu tinggi yang berlangsung tanpa adanya udara atau dengan udara terbatas.

Proses dekomposisi pada pirolisis ini juga sering disebut dengan devolatilisasi.

Pirolisis atau bisa di sebut thermolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan menggunakan pemanasan tanpa kehadiran oksigen.

Proses pirolisis menghasilkan produk berupa bahan bakar padat yaitu karbon, cairan berupa campuran tar dan beberapa zat lainnya.

Produk lain adalah gas berupa karbon dioksida (CO2), metana (CH4) dan beberapa gas yang memiliki kandungan kecil. Hasil pirolisis berupa tiga jenis produk yaitu padatan, yakni arang  (charcoal), gas (fuel gas), dan cairan (bio oil).

Setelah melakukan diskusi terkait pemanfaatan sampah plastik menjadi EBT, pada kunjungan kerjaydi Kepulauan Seribu, Herry juga melakukan penanaman mangrove di Pulau Karya.

Sebanyak 210 bibit mangrove dibagi dalam tiga kelompok tanam.

Herry menginginkan mangrove yang ditanam kali ini dapat terpelihara dan tumbuh dengan baik.

“Kami berharap, bermula dari hal kecil ini dapat memicu pihak-pihak lain untuk melakukan hal yang sama dengan kami, yaitu ikut menanam mangrove di tempat yang sama untuk melengkapi pantai di Pulau Karya,” harap Herry.

Mangrove memiliki manfaat yang besar dalam ekosistem pesisir laut.

Fungsi ekologi mangrove juga sangat penting untuk habitat dan berkembang biak biota laut.

Melimpahnya ikan dan satwa laut lainnya dari ekosistem mangrove yang baik, akan mendatangkan pendapatan tambahan bagi para nelayan.

Mangrove juga berfungsi sebagai pemecah gelombang laut yang akan mencegah abrasi pantai dan intrusi air laut.

Fakta penting lainnya dari mangrove adalah dapat menyerap karbon dalam jumlah besar.

Luas 1 hektare hutan mangrove dapat menyerap 1.000 ton lebih karbon, lebih banyak daripada hutan alam biasa. (*)