Pengelolaan Lahan Gambut yang Baik Bisa Kurangi 500 Juta Ton Karbon

Lahan gambut menutupi hanya 3 persen dari permukaan tanah global, tetapi menyimpan sekitar 650 miliar ton karbon, sekitar 100 miliar ton lebih banyak dari gabungan semua vegetasi dunia. Foto: Media Indonesia
Lahan gambut menutupi hanya 3 persen dari permukaan tanah global, tetapi menyimpan sekitar 650 miliar ton karbon, sekitar 100 miliar ton lebih banyak dari gabungan semua vegetasi dunia. Foto: Media Indonesia

TROPIS.CO, JAKARTA – Setengah miliar atau 500 juta ton emisi karbon dapat dikurangi dari atmosfer bumi dengan pengelolaan lahan gambut yang lebih baik, menurut penelitian yang dilakukan University of Leicester, Inggris.

Sebuah tim ilmuwan, UK Centre for Ecology and Hydrology (UKCEH), memperkirakan potensi pengurangan sekitar 500 juta ton emisi gas rumah kaca (GRK) dengan memulihkan semua lahan gambut pertanian global.

Lahan gambut menutupi hanya 3 persen dari permukaan tanah global, tetapi menyimpan sekitar 650 miliar ton karbon, sekitar 100 miliar ton lebih banyak dari gabungan semua vegetasi dunia.

Dr Jörg Kaduk dan Profesor Sue Page, keduanya dari University of Leicester’s School of Geography, Geology and the Environment, adalah penulis studi yang dipublikasikan di Nature ini.

“Hasil kami menghadirkan tantangan sekaligus peluang besar.”

“Pengelolaan air yang lebih baik di lahan gambut menawarkan potensi ‘win-win’ – menurunkan emisi gas rumah kaca, meningkatkan kesehatan tanah, memperpanjang umur pertanian, dan mengurangi risiko banjir,” tutur Profesor Page.

“Untuk lahan gambut pertanian, keseimbangan antara keamanan iklim, dan mata pencaharian dan ketahanan pangan.”

“ Studi kami menunjukkan bahwa menaikkan permukaan air lahan gambut dapat memungkinkan petani lahan gambut untuk mengurangi dampak iklim dari kegiatan mereka dan memperluas penggunaan tanah organik yang sangat subur ini melalui pengelolaan lahan yang dimodifikasi.”

“Namun, ini tidak mungkin dilakukan di semua lokasi, dan perlu dipertimbangkan bersama opsi lain, termasuk pembasahan lengkap dan restorasi ekosistem,” ungkapnya lagi seperti dikuti eurakalert.org.