Penanganan Banjir Perlu Kolaborasi Melalui Kegiatan Multisektoral

Kolaborasi Seluruh Pihak

Kebersamaan dan kolaborasi seluruh pihak, menjadi syarat utama bagi keberhasilan dalam pengelolaan risiko banjir.

“Tugas dan fungsi seluruh pihak, perlu diterjemahkan di lapangan menjadi peran dan tanggung jawab bersama.”

Kebersamaan dan Kolaborasi harus terus diupayakan sehingga semuanya dapat memahami siapa yang sedang bekerja dan program yang dilaksanakan, termasuk pentingnya keterlibatan masyarakat,” tuturnya.

Terakhir dalam sambutannya Menteri Basuki berharap webinar ini akan mampu memberikan manfaat yang luas kepada masyarakat terkait penanganan banjir lewat pemikiran-pemikiran yang dihasilkan.

“Pemilihan tema “Kenapa Banjir?” ini sudah tepat dan sangat penting.”

“Sejak awal tahun 2021 ini, bencana banjir telah melanda berbagai wilayah di Indonesia, seperti di Kabupaten Banyuasin, Kota Manado, Halmahera Utara, Kota Banjarmasin, dan Kota Semarang yang menimbulkan dampak kerusakan yang signifikan,” pungkas Menteri Basuki.

Menurut kajian Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), selain curah hujan ekstrim, kerusakan DAS juga menjadi pemicu terjadinya bencana banjir dan tanah longsor.

Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memperlihatkan bahwa saat ini terdapat 14 juta hektare lahan kritis di Indonesia yang mengancam kelestarian fungsi daerah aliran sungai (DAS).

“Sementara itu, kemampuan kita dalam pemulihan lahan kritis hanya sekitar 232.000 hektare per tahun,” tuturnya. (*)