Progres Tahap I Capai 92 Persen, Bendungan Pidekso Siap Suplai Irigasi Pertanian di Tiga Kabupaten dan Kota di Provinsi Jateng

Mendukung Ketahanan Pangan Nasional

Menurut Menteri Basuki, bendungan yang berada di hulu Sungai Bengawan Solo ini dibangun memiliki manfaat dalam rangka pengembangan infrastruktur penyediaan air irigasi 1500 hektare untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan penyediaan air baku 300 liter/detik di wilayah Kabupaten Wonogiri, Sukoharjo, Kota Solo dan sekitarnya.

Selain irigasi, Pembangunan Bendungan Pidekso sangat diperlukan sebagai pengendali banjir dan sebagai lahan konservasi serta pariwisata sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Bendungan Pidekso yang berlokasi di Kabupaten Wonogiri memiliki daya tampung sebesar 25 juta meter kubik dikerjakan oleh kontraktor PT PP (Pembangunan Perumahan) dengan dana APBN sebesar Rp436,9 miliar dengan masa pelaksanaan selama 2.549 hari kalender (2 Januari 2015 hingga 25 Desember 2021).

Lantas pelaksanaan efektif bagian bendungan dimulai pada pertengahan tahun 2018 dan bendungan ini ditargetkan selesai Tahap II pada Desember 2021.

Selain itu bendungan ini memiliki memiliki saluran pelimpah (spillway) disandaran kiri bendungan. Dengan tipe ogee tanpa pintu dengan lebar 55 meter.

Bagian spillway dibagi menjadi 4 zone, yakni zone inlet, zona transisi, zona chuteway, dan zona saluran pembawa.

Baca juga: Rp179,4 Miliar Dikucurkan untuk Pembangunan 38 Unit Jembatan Gantung

Adapun tinggi bendungan utama dari bendungan ini 44 meter, lebar puncak 10 meter, panjang puncak total 387 meter, dan tipe urugan random

Di Provinsi Jawa Tengah, Kementerian PUPR juga membangun tujuh bendungan lainnya.

Bendungan tersebut yakni Bendungan Logung di Kabupaten Kudus dan Gondang di Kabupaten Karanganyar yang telah rampung.

Selanjutnya tengah dibangun Bendungan Bener di Kabupaten Purworejo, Randugunting di Kabupaten Blora, Jlantah di Kabupaten Karanganyar, Jragung di Kabupaten Demak, dan Bendungan Matenggeng di Kabupaten Cilacap. (*)