TROPIS.CO, JAKARTA – Masyarakat yang hidup dalam lingkungan alam lestari, adalah masyarakat yang tak selalu membutuhkan subsidi.
Dengan imunitas lingkungan yang tinggi, mereka akan terhindari dari pandemi penyakit, hingga pemerintah tidak harus mengeluarkan anggaran bantuan tunai langsung.
Dan alam hanya akan terselamatkan bila didasari dengan keyakinan dan budaya yang ditopang oleh kearifan nusantara. Tata ruang tidak harus selalu dilakukan perubahan, terlebih hanya dilatar-belakangi kepentingan ekonomi segelintir orang, seiring perubahan rezim politik lima tahunan.
Tentu banyak yang mengenal sosok politikus Partai Golongan Karya yang selalu berpenampilan nyentrik dalam khas Sunda ini. Sosok yang enggan dipanggil “bapak” walau sudah sempat menjabat Bupati Purwakarta dua priode.
Menjadi anggota DPRD Purwakarta, walau tidak sampai satu priode, lantaran terpilih menjadi Wakil Pupati Purwakarta 2003–2008, saat berpasangan dengan Lily Hambali Hasan. Dan juga sejumlah jabatan lain, termasuk kini sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Jawa Barat.
Dan tak hanya itu. Kang Dedi Mulyadi, begitu politikus kelahiran Subang, 49 tahun silam, lazim dipanggil, adalah salah seorang anggota DPR RI, menjabat sebagai Wakil ketua Komisi IV yang salah satunya membidangi lingkungan hidup dan kehutanan. Tinggi jabatan politis, tetap tak mempengaruhi sikapnya, Dedi Mulyadi enggan dipanggil “bapak”
Karenanya, tak usah heran bila ayah dari Maulana Akbar Ahmad Habibie dan Yudistira Manunggaling Rahmaning Urip, bukan lagi sosok asing bagi kebanyakan masyarakat. Terlerbih lagi masyarakat Jawa Barat, suami Hj Anne Ratna Mustika, sempat melambung namanya, ketika dia sebagai Bupati Purwakarta, bikin aturan, tidak boleh bertamu dan pacaran di atas pukul 21. 00. Sanksi bagi pelanggar dikenakan hukum adat.
Dalam kapasitasnya sebagai anggota DPR RI, beberapa waktu lalu Kang Dedi sempat bertandang ke Bangka Belitung untuk memimpin rombongan anggota Komisi IV yang melakukan kunjungan melihat kondisi lingkungan di Bangka Tengah, dampak dari kegiatan pertambangan ilegal.
Kang Dedi dan anggota Komisi IV, sempat memprihatinkan kondisi lingkungan hidup yang telah porak poranda. Walau kini ada program dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menghijaukan kembali dengan sejumlah tanaman, termasuk jambu mete.