E-Learning Perhutanan Sosial Meningkatkan Kapasitas SDM Petani dan Pendamping Hutsos

Saya juga sangat menikmati budaya yang berbeda di setiap pergantian jam pelajaran, di BDLHK Pematang Siantar. Kami para tutor disuguhi oleh alunan lagu-lagu Batak pilihan yang membawa suasana untuk selalu wajib berbahagia.

Lain halnya di BDLHK Samarinda. Di setiap pergantian waktu, diskusi di group WA sangat ramai membahas postingan foto unik kiriman admin, dan para tutor iseng yang kebetulan tertangkap di layar para tutor..

Proses belajar berjalan lancar dan santai. Peserta bisa memilih posisi indoor maupun out door. Cerita seorang peserta indoor, dia menyampaikan materi sambil mendengarkan tutor. Lalu anak balitanya tetap di pangkuannya tidur lelap.

Sementara yang out door, ada peserta yang dikawal oleh anjing peliharaannya sambil duduk di bawah pohon rindang. Ada juga yang duduk di bangku panjang di halaman rumah agar selalu dekat dg sinyal. Bahkan ada pendamping yang mungkin karena terlambat bangun sehingga mengikuti pelatihan dalam posisi berkendaraan roda empat.

Pada Materi Pelajaran (MP) 1 di hari pertama, saya menjelaskan tentang Alur Proses Pelatihan dan sedikit penyentil program Perhutanan Sosial. Peserta masih belum memberi respon dan nampak sulit bergerak.

Ada kesan mereka masih terlihat sedikit tegang di depan layar masing masing. Never mind karena ini materi paling awal stlh acara pembukaan.

Di MP 2 dengan modal pengetahuan Covid-19 yang didapat hanya melalui postingan di medsos, saya mencoba menyampaikan materi tentang Mitigasi Covid-19

Di sini mulai terungkap betapa virus nakal ini sudah memberi dampak sampai di beberapa lokasi pemegang ijin hutsos.

Terrutama lokasi-lokasi yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga. Seperti di Nunukan dan Bulungan di Kalimantan Utara. Mereka sudah tiidak bisa bekerja di luar rumah.

Di sesi kedua, ketika kami Pengampu MP2, dan mulai mengidentifikasi kebutuhan, para petani mulai bicara. Bahkan saling berebut untuk meng-unmute mikrofon di gadget-nya masing2.

Mereka ingin kebutuhannya disampaikan dan dipenuhi. Maka tertulislah sebuah Daftar yg isinya mulai dari kebutuhan APD seperti masker, hand sanitizer, bibit pangan untuk ditanam, sampai kebutuhan non fisik yg sifatnya bisa meningkatkan kapasitas mereka. Sebut saja, Bimbingan Teknis dan Pelatihan2. Cukuplah unt hari pertama sbg warming up mrk pd 3 hari selanjutnya.

Beruntung saya bisa mengampu di semua materi pelatihan mulai MP1 sampai dengan MP 8 sehingga saya betul betul bisa memahami, melalui respon respon kritis mereka di setiap sesi diskusi.

betapa besarnya harapan para pemegang izin hutsos ini terhadap kehadiran pemerintah untuk dapat memfasilitasi proses pengembangan usaha disaat sulit dilakukan, karena suasana pandemi covid ini.

E-Learning memberi motivasi kepada mereka untuk terus bersemangat. Tetap berkegiatan, memenuhi kebutuhan hidup dan tidak berhenti berdoa semoga pandemi segera berlalu.

Ada kesan mereka seperti tak sabar untuk menata kelembagaan organisasi kelompok hutsosnya, setelah mendpatkan ilmu pengetahuan dari proses pembelajaran secara virtual melalui E Learning hutsos ini.

Saya yakin metode belajar jarak jauh ini akan menjadi kenangan indah bagi para pemegang izin di masa yg akan datang.

Mereka akan bercerita bahwa mereka menjadi bagian dari pelaku sejarah perubahan dalam proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan kapasitas SDM dan kelembagaan Perhutanan Sosial di Indonesia.

Nurhasnih Ani Thondo
Tutor all around MP 1 sd MP 8 di BDLHK Samarinda dan BDLHK Pematang Siantar