Presiden Jokowi Ajak Nelayan Gunakan Alat Tangkap Ramah Lingkungan

Presiden Joko Widodo bertatap muka dengan nelayan peserta Munas HNSI VII di Istana Negara.
Presiden Joko Widodo bertatap muka dengan nelayan peserta Munas HNSI VII di Istana Negara.

TROPIS.CO, JAKARTA – Presiden  Joko Widodo mengajak nelayan beralih menggunakan alat tangkap ikan yang ramah lingkungan demi menjaga potensi perikanan dan kelautan  untuk generasi mendatang.

Presiden Joko  Widodo melontarkan ajakannya  itu saat bersilaturhami dengan  nelayan dan pengurus  Himpunan Nelayan  Seluruh Indonesia (HNSI) di Istana Jakarta, Selasa (8/5/2018).

Saat menerima  nelayan yang berjumlah  sekitar  500 orang itu, Presiden didampingi  Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pujiastuti dan Kepala Staf Presiden Moldoko.

Kata Presiden, dalam pemanfaatan potensi perikanan dan kelautan ini, hendaknya  tidak berpikir setahun atau dua  tahun. Melainkan berpikir jangka panjang demi generasi mendatang  yang tak lain;  anak, cucu dan cicit kita.

Dalam penuturannya kepada nelayan  peserta Munas HNSI VII itu,  Presiden  menyebut saat berkunjung ke Pangandaraan Jawa Barat, beberapa waktu lalu, bahwa dirinya sempat diberi tahu nelayan  setempat, tentang mulai sulitnya  menemukan ikan jenis  tertentu, seperti ikan kakap putih.

Lantaran itu, kondisi seperti semula sudah harus dikembalikan. Salah satu  caranya, nelayan hendaknya menggunakan  alat tangkap ramah lingkungan. “Kita tinggakan penggunaan  cangkrang, semua beralih pada jaring  ramah lingkungan,” kata Presiden.

Kebijakan pemerintah mengalihkan  alat tangkap ini, lanjut Presiden  bukan untuk menyulitkan para nelayan, tapi   semua  itu dilakukan demi keberlangsungan hidup para nelayan  beserta keluarganya sendiri.

“Tidak ada yang namanya kita itu ingin menghambat atau merintangi. Tidak ada. Tapi para nelayan harus bisa membaca arah ke depan bahwa ini untuk nelayan kita sendiri,” tutur Presiden lagi.

Suasana  Istana  Negara saat Presiden menerima kalagan nelayan  seluruh Indonesia sangat meriah. Presiden pun sempat berdialog dengan Marice, nelayan wanita asal Memberamo Papua.

Dalam dialog  itu Presiden sempat terkesima  saat mendengar cerita Marice bahwa  dia bersama sejumlah wanita lain adalah nelayan yang menangkap buaya.

“Di Memberamo ada sekitar  2000 nelayan yang sehari harinya selain menangkap ikan, juga menangkap buaya, dan  sekitar  80% diantaranya,  adalah perempuan,” ujar Marice.

Mendengar cerita itu, Presiden  tertarik untuk berkunjung ke Memberamo, melihat penangkapan  buaya.

“Kalau  saya ke sana bisa lihat nelayan  tangkap buaya, nanti saya bisa ikut  ya?,” kata Presiden. “Saya mau nangkap buaya tapi dengan ibu ibu.. janji  ya,” lanjut Presiden Joko  Widodo.

Kegiatan Munas  HNSI yang diikuti semua pengurus  Dewan Pimpinan  Daerah dan  Pimpinan Cabang seluruh Indonesia, berlangsung  sejak  Minggu hingga  Selasa kemarin. Sebelumnya  telah dilakuka rembug  nelayan nasional yang berlangsung di  Hotel  Horizon Grand  Serpong.

Dalam Munas  HNSI VII, H Mayjend (Purn) Jussuf  Solichen Mardiningrat terpilih kembal menjadi Ketua Umum untuk priode  2018 – 2023. Jussuf  terpilih  secara aklamasi. (*)