TNGGP Berpeluang Jadi Destinasi Wisata Hutan

Pemulihan ekosistem di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) juga menjadi arena pembelajaran konservasi bagi kalangan pelajar, masyarakat, lembaga nasional maupun internasional. Foto : Rini/tropis.co
Pemulihan ekosistem di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) juga menjadi arena pembelajaran konservasi bagi kalangan pelajar, masyarakat, lembaga nasional maupun internasional. Foto : Rini/tropis.co

TROPIS.CO, SUKABUMI – Pemulihan ekosistem di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) juga menjadi arena pembelajaran konservasi bagi kalangan pelajar, masyarakat, lembaga nasional maupun internasional.

Para siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di sekitar tempat ini menjadi paham akan pentingnya upaya pelestarian hutan.

Mereka pun berkesempatan menambah ilmu pengetahuan mengenai konservasi sumber daya alam dan lingkungan secara nyata.

“Seperti hari ini anak-anak belajar tentang hutan dan lingkungan hidup langsung di alam, tidak hanya dalam khayalan,” ujar Dodi Rahmat,S.Pd., Kepala Desa Cihanjawar, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi.

Dodi berharap nantinya dapat menciptakan destinasi wisata di lokasi ini.

“Karena zona tradisional bisa di-MOU-kan. Harapannya nanti ada destinasi seperti hutan wisata. Lalu Daerah Irigasi Cikolawing di bawah sana bisa untuk wisata air.”

“Kondisi air di waduk itu bagus. Airnya berasal dari hutan taman nasional ini. Memang harus melalui kajian legal. Semoga nanti bisa lah ada Taman Wisata Sordog,” harapnya.

Sementara Kepala Bidang Teknis Konservasi Balai Besar TNGGP Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ir. Mimi Murdiah, menegaskan bahwa pemulihan tersebut merupakan bentuk sinergi yang sangat baik antara LSM Conservation International Indonesia, swasta yaitu Daikin Industry, pemerintah, dan masyarakat.

“Pemulihan selama sepuluh tahun ini sudah tampak hasilnya. Kawasan yang semula gundul kini sudah dipenuhi pohon, hampir serupa hutan kembali,” tuturnya.

Dengan slogan “Leuweung Hejo Masyarakat Ngejo” kegiatan ini memang bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat melalui penghijauan hutan.

Ditambahkan oleh Sahdin Zunaidi dari Kawasan Konservasi KLHK bahwa keberhasilan pemulihan di TNGGP ini bisa dicontoh oleh balai-balai lainnya di seluruh Indonesia.

“Banyak sudah balai yang melakukan pemulihan ekosistem dengan maupun tanpa LSM, dan manfaatnya telah dirasakan oleh masyarakat secara langsung.”

“Semoga ini terjaga dengan baik. Terima kasih untuk CI dan Daikin, Semoga terus berkelanjutan agar terawat dengan baik,” ungkap Sahdin.

Kegiatan seperti ini disadari Sahdin tidak mudah, tetapi memang harus terus dilakukan.

“Semoga upaya pemulihan ini tidak hanya di Jawa, tapi juga dilakukan di Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, dan daerah lain di Indonesia, dan masainya lebih dari lima tahun supaya berkelanjutan. Mari kita kembangkan NKRI melalui upaya seperti ini,” pungkasnya. (rin)