Memasuki Purna Tugas, Hilman Titip Silin

Sembari melakukan sosialisasi Silin, Dirjen PHPL Hilman Nugroho, berpamitan dengan sejumlah pakar kehutanan dan kalangan dunia usaha kehutanan. Hilman, 15 Juni ini, genap 60 tahun, dan memasuki masa pensiun. Foto : Istimewa
Sembari melakukan sosialisasi Silin, Dirjen PHPL Hilman Nugroho, berpamitan dengan sejumlah pakar kehutanan dan kalangan dunia usaha kehutanan. Hilman, 15 Juni ini, genap 60 tahun, dan memasuki masa pensiun. Foto : Istimewa

TROPIS.CO, JAKARTA – Hilman Nugroho, Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (PHPL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, segera mengakhiri masa tugasnya sebagai aparatur sipil negara (ASN) setelah menjalaninya selama 35 tahun.

Isyarat purna tugas itu disampaikannya kepada peserta sosialisasi Silvikultur Intensif (Silin) di Jakarta, Jumat (14/6/2019).

“Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak bapak yang telah mendukung penuh, selama saya bertugas sebagai aparatur kehutanan,” kata Hilman.

Diakuinya, selama 35 tahun menjadi pegawai di Kementerian Kehutanan yang diawali sebagai staf Binhut di Palembang pada  tahun 1984.

Dia sempat tujuh tahun lebih menjadi Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL) serta PHPL plus banyak prestasi yang sudah dicapainya.

Namun disadarinya itu bukan prestasi pribadi, melainkan prestasi bersama.

Bukan hanya prestasi, tapi juga ada pujian cemoohan, yang didapatnya selama melaksanakan amanat tersebut.

Kepada hadirin yang hadir, yakni kaum pakar kehutanan, dunia usaha, pejabat Direktorat Jenderal PHPL dan pengurus asosiasi serta sejumlah pejabat kehutanan di daerah, Hilman berpesan agar selalu memberi makna bermanfaat bagi orang banyak.

Dengan filosofi hidup, hari ini untuk hari esok, bisa dijadikan alasan bagi dunia usaha untuk lebih serius mengelola hutan alam dengan teknik Silvikultur Intensif (Silin).

Hilman menyakini dengan Silin maka bisnis kehutanan nasional akan bangkit dan jaya kembali.

Dengan pertumbuhan riap yang cukup cepat maka akan terjadi peningkatan produktivitas kayu per hektar dalam kisaran 100 M3 hingga 120 M3. (*)