Kopi Agroforestry Perhutanan Sosial ‘Giri Senang’ Tembus Pasar Dubai dan Jepang

Kopi Produksi KTH Giri Senang, Desa Giri Mekar, Kecamatan Cilengkrang, Bandung, Tembus Pasar Dubai dan Jepang

TROPIS.CO, BANDUNG-Pasar kopi sangat luas, bahkan tergolong  produk yang laris  dan dicari di pasar domestik maupun pasar internasional. Kopi juga  merupakan salah satu komoditas unggulan yang menempatkan Indonesia pada urutan ke-4 sebagai produsen kopi terbesar di dunia.

Besarnya potensi pasar kopi ini , membuka peluang pasar kopi terbuka bagi masyarakat Indonesia untuk berwirausaha di bidang perkopian. Apalagi Indonesia merupakan satu-satunya negara yang menerapkan kopi agroforestry atau kopi di dalam Kawasan hutan dengan pola agroforestry.

Salah satu kelompok Tani Hutan yang mengembangkan tanaman Kopi adalah KTH Giri Senang,  Desa Giri Mekar, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten  Bandung, Jawa Barat. Bahkan, Kopi produksi mereka sudah menembus pasar Dubai, Timur Tengah dan juga Jepang.

“Kopi dari daerah ini memang sudah ada yang di ekspor sampai Dubai dan Jepang. Tapi belum langsung dari kami baru dari perantara pihak ketiga,” ujar Wahid, anggota KTH Giri Senang kepada TROPIS CO, Kamis (22/06/2023).
Meski diakui juga bahwa pada tahun ini tanaman Kopinya kurang bagus karena faktor cuaca yang kurang bersahabat sehingga berpengaruh terhadap tanaman kopi.

“Bagaimanapun  harus tetap bersyukur karena dari tanaman kopi inilah kebutuhan ekonomi keluarga bisa tercukupi,” sambung Wahid.

KTH Giri Senang yang awalnya hanya membudidayakan kopi Arabica, dan dijual dalam bentuk setengah jadi (gabah), saat inii mulai bervariasi. Nilai Rupiah yang diperoleh dari kopi pun menjadi penopang hidup masyarakat  Desa ini.  Saat ini mereka berjumlah 150  anggota, dan menggarap sekitar 250 hektare hutan sosial.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dalam sebuah kesempatan mengatakan lewat  agroforestry, kelestarian hutan akan terjaga dan kesejahteraan masyarakat akan meningkat karena dapat memanfaatkan ruang kosong di antara tegakan hutan. “Salah satunya dengan pengembangan pola agroforestry kopi yang dapat memberikan nilai tambah antara lain cita rasa kopi yang khas sehingga memiliki nilai tinggi (kopi specialty) dan memberikan dampak positif terhadap lingkungan antara lain menjaga konservasi tanah dan air, iklim mikro dan meningkatkan serapan karbon,” ujar Siti Nurbaya. (gus)