KTT G20 di Indonesia Jadi Momentum Transisi ke Pemakaian Kendaraan Listrik

TROPIS.CO, BALI – Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15–16 November 2022, menjadi momentum transisi dari kendaraan berbasis Bahan Bakar Minyak (BBM) menuju kendaraan listrik (EV).

Hal ini diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat memberi keterangan usai meninjau kesiapan SPKLU ultra fast charging di depan The Apurva Kempinski Bali, Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (30/8/2022)

Pasalnya, seluruh pergerakan delegasi KTT G20 selama di Nusa Dua dan daerah-daerah yang menjadi tujuan kunjungan para pejabat asing itu bakal menggunakan kendaraan listrik.

Untuk kegiatan G20, total ada 616 kendaraan listrik yang dipersiapkan untuk kegiatan KTT G20 di Nusa Dua, Badung, Bali. Dari jumlah itu, 493 unit mobil diperuntukkan untuk para delegasi, sementara 123 kendaraan listrik untuk pengamanan dan operasional.

Tidak hanya itu, 290 unit motor listrik bakal digunakan oleh polisi patroli dan pengawalan (patwal) selama kegiatan KTT G20.

Luhut, saat rapat koordinasi KTT G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, sebagaimana disiarkan keterangan tertulis PLN yang diterima di Badung, Rabu, pun berharap langkah itu menjadi momen launching komitmen Indonesia mempercepat transisi energi sehingga dapat membantu menekan impor energi.

“Harapannya sudah 80 persen pakai kendaraan listrik pada 2030 sehingga impor energi berkurang, jadi ekonomi kita semakin baik,” kata Luhut.

Dalam kegiatan terpisah, yaitu saat mendampingi Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin, Luhut juga menyampaikan kepada jurnalis bahwa ke depan APBN bakal diarahkan untuk mendukung penggunaan kendaraan listrik.

Tujuannya, pemerintah berkeinginan memperbaiki kualitas udara di Indonesia, khususnya di Jakarta.

“Perintah Presiden (Joko Widodo) di rapat kita sudah mulai konversi motor dan mobil listrik terus mulai tahun ini sampai 2030. Kami berharap 2030 Indonesia akan sangat-sangat berkurang menggunakan motor dan mobil listrik,” ujar Menko Marves RI.

Sementara, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menyampaikan pihaknya berkomitmen menyediakan listrik dari sumber-sumber yang lebih ramah lingkungan, khususnya pada saat penyelenggaraan KTT G20.

“Kami berkomitmen menghadirkan listrik yang lebih ramah lingkungan agar masyarakat Bali dan juga dunia dapat menyaksikan secara langsung transisi energi Indonesia menuju era energi hijau,” kata Darmawan dikutip dari siaran tertulis PLN, Rabu.

Darmawan melanjutkan, untuk KTT G20, pasokan listrik selama acara dan kendaraan listrik delegasi di antaranya bersumber dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap berkapasitas 869,75 kilowattpeak (kWp).

Tidak hanya itu, PLN juga membangun PLTS Hybrid di Nusa Penida, Klungkung, Bali, yang kapasitasnya mencapai 1,84 MWh, kemudian PLTS Apung di kawasan Waduk Muara Pemangon berkapasitas 1,28 MWp.

“Kami sudah menyiapkan infrastruktur SPKLU, yakni 70 unit SPKLU ultra fast charging, yang mana 66 unitnya terpasang, dan 4 unit cadangan, kemudian 200 unit home charging, dan 21 unit SPKLU fast charging yang tersebar di seluruh Bali,” kata Darmawan. (Nto)