Pendekatan Pasar Adalah Kunci Pengembangan Usaha Hutan Berbasis Masyarakat

Ketua Paguyuban Bukit Seribu Sudarmi mengatakan pendekatan pasar mampu memberikan perbedaan dimana harga jual kayu kelompoknya mendapatkan harga yang optimal dan merata. Foto: KLHK
Ketua Paguyuban Bukit Seribu Sudarmi mengatakan pendekatan pasar mampu memberikan perbedaan dimana harga jual kayu kelompoknya mendapatkan harga yang optimal dan merata. Foto: KLHK

TROPIS.CO, JAKARTA – Panjangnya rantai suplai usaha hutan berbasis masyarakat dan konsumen akhir dalam industri kehutanan kerap menjadi penyebab nilai ekonomi yang diterima masyarakat kurang optimal.

Pendekatan pasar (market driven approach) memberikan solusi atas problema ini.

Model pendekatan seperti ini yang tengah dikembangkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Multistakeholders Forestry Programme Tahap 4 (MFP4).

Dalam pendekatan pasar, Market Access Players (MAP) menggantikan peran dari perantara.

MAP baik berupa organisasi atau perusahaan, bekerja sama langsung dengan masyarakat dan menghubungkan produk hasil hutan ke pembeli berskala besar.

Mereka juga melakukan pendampingan dan pengembangan kapabilitas masyarakat sekitar kawasan hutan.

“Salah satu faktor kunci pengembangan usaha hutan berbasis masyarakat yaitu pendampingan di lapangan dan peningkatan kapasitasnya.”

Hal ini akan membuat posisi tawar petani pengelola usaha hutan memperoleh manfaat optimal dari komoditas hasil hutan yang diproduksi,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) Misran, saat berdialog dengan kelompok petani Hutan Kemasyarakatan (HKm) Sedyo Lestari di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (24/4/2021).