Presiden Resmikan Bendungan Tapin sebagai Bendungan Multifungsi

Mereduksi Banjir

Sementara Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pengelolaan sumber daya air dan irigasi akan terus dilakukan untuk ketahanan air dan pangan kita.

“Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan air baku dan irigasinya.”

“Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke pengguna,” tutur Menteri Basuki.

Lantas Pj Gubernur Safrizal Za mengatakan Bendungan Tapin telah bekerja sangat efektif dalam pengendalian banjir khususnya di Kabupaten Tapin.

Bendungan Tapin memiliki luas genangan 425 hektare dapat mereduksi banjir sebesar 107 m3/detik.

“Dalam banjir besar kemarin, salah satu keuntungan multipurpose bendungan ini telah berhasil menahan banjir di Kabupaten Tapin, sehingga Kabupaten Tapin merupakan salah satu daerah yang paling kecil dampak banjirnya,” ujar Safrizal.

Baca juga: Bendungan Napun Gete, Bendungan Ketiga di NTT Selesai Dibangun

Keberadaan bendungan ini juga diharapkan dapat menyediakan air baku untuk wilayah Rantau sebagai Ibu Kota Kabupaten Tapin dan sekitarnya sebesar 500 liter/detik, konservasi air, dan untuk PLTA sebesar 3,30 MW.

Bendungan Tapin dibangun dengan tipe Timbunan Batu Zonal Inti Tegak, dilengkapi dengan jalan akses dan jalan lingkar bendungan, kantor pengelola, rumah dinas, tempat ibadah, toilet, gardu pandang, dan rumah genset.

Untuk bendungan utama memiliki tinggi 70 meter dengan terowongan pengelak sepanjang 430 meter, cofferdam setinggi 29 meter serta spillway (pelimpah) sepanjang 234 meter.

Pembangunan Bendungan Tapin telah dimulai akhir 2015 dan selesai akhir 2020 lalu dengan biaya sebesar Rp986,5 miliar dengan kontraktor PT Brantas Abipraya dan PT Waskita Karya. (*)