Kementerian PUPR Gandeng KLHK Kembangkan Wisata Alam Pulau Rinca

Dermaga Pantai Loh Buaya, di Pulau Rinca, menjadi salah satu kawasan yang akan dibangun dermaga seluas 400 m2 dengan panjang 100 meter dan lebar empat meter. Foto: Twitter
Dermaga Pantai Loh Buaya, di Pulau Rinca, menjadi salah satu kawasan yang akan dibangun dermaga seluas 400 m2 dengan panjang 100 meter dan lebar empat meter. Foto: Twitter

TROPIS.CO, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan pembangunan infrastruktur Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam mendorong peningkatan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara.

Dukungan infrastruktur salah satunya dilakukan dengan membangun sarana dan prasarana wisata alam di Pulau Rinca, kawasan Taman Nasional Komodo.

“Pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN direncanakan secara terpadu baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pengembangan infrastruktur,” tutur Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan persnya.

Dalam mendukung pengembangan infrastruktur di Pulau Rinca, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) dan Ditjen Cipta Karya melakukan penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Perhutanan (LHK) di Ruang Rapat Sekretariat Jenderal Kementerian LHK, Jakarta, Jumat (17/7/2020).

Baca juga: Kawasan Army Dock dan Monumen Trikora Ditata sebagai Wisata Sejarah di KSPN Morotai

Penandatanganan PKS dilakukan oleh Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman, Ditjen Cipta Karya Didiet Arief Akhdiat dan Direktur Air Tanah dan Air Baku, Ditjen SDA Kementerian PUPR Iriandi Azwartika dengan Dirjen KSDAE Kementerian LHK Wiratno.

Melalui PKS tersebut, Kementerian PUPR akan memberikan dukungan pembangunan infrastruktur seperti jalan gertak elevated seluas 3.055 m2, penginapan petugas ranger, peneliti, dan pemandu wisata seluas 1.510 m2, pusat informasi seluas 3.895 m2, pos istirahat seluas 318 m2 dan pos jaga seluas 126 m2.