TROPIS.CO, JAKARTA – Sejumlah konglomerat yang sempat dibesarkan oleh bisnis perkayuan yang kini rambahan bisnisnya kian menggurita, kembali memperkuat Apkindo yang sempat jaya di era kepengurusan Bob Hasan.
Ada nama Prajogo Pangestu, Yos Sutomo, Murdaya Po, Adenan Lis dan Amir Soenarko, serta Martias.
Mereka mendampingi Bambang Soepijanto yang dipilih kembali menjadi ketua umum asosiasi panel kayu yang kini performa bisnisnya kurang bergairah.
Keikutsertaan mereka diharapkan dapat menata kembali struktur bisnis kayu lapis, agar segera bangkit dan berkontribusi besar dalam meraup devisa.
Bambang Soepijanto terpilih kembali menjadi Ketua Umum Asosiasi Panel Kayu Lapis Indonesia (Apkindo), priode 2023 – 2028, dalam Munas IX yang berlangsung di Jakarta, Rabu hingga Kamis (22-23/11/2023).
Bersama Bambang ada sejumlah nama para taipan yang kerajaan bisnisnya dirintis dari usaha perkayuan. Mereka berada di jajaran dewan penasehat dan dewan pengawas. Sebut saja, Prajogo Pangestu, bos Barito Group, Martias, Surya Dumai, Adenan Lis, Murdaya Po, Yos Sutomo, Amir Soenarko, Irwan Soekarja.
“Pemikiran dan arahan mereka masih sangat kita butuhkan, dalam membangkitkan kembali industri kayu lapis yang dalam 10 tahun terakhir, kurang begitu bergairah, lantaran adanya sejumlah persoalan global,”kata Bambang Soepijanto.
Dalam Munas IX APKINDO yang berlangsung selama dua hari di salah satu hotel di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, tak kurang 130 peserta dari berbagai perusahaan kayu lapis yang masih aktif, sepakat secara aklamasi, mengangkat kembali, Bambang Soepijanto, mantan pejabat tinggi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk masa lima tahun mendatang.
“Semua anggota sepakat memilih kembali pak BS (panggilan akrab Bambang Soepijanto), karena memang dinilai cukup berhasil memimpin Apkindo dalam masa lima tahun sebelumnya,” kata Edi Hutarso, peserta yang mewakili kelompok usaha Soekamto Tanoto, menjawab TROPIS seusai rapat pleno akhir munas yang berlangsung di salah satu hotel di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat.
Selain memilih pengurus priode 2023 – 2028, Munas IX Apkindo, juga menetapkan sejumlah taipan gaek yang merintis bisnisnya dari usaha perkayuan. Mereka diposisikan dalam struktur dewan pengawas, dan dewan penasehat. “Pak Prajogo bersama Pak Martias, Ibu Murdaya Po, Yos Sutomo, ada di jajaran dewan penasehat,”kata Edi Hutaso yang dipilih menjadi Wakil Ketua Umum.
Struktur kepengurusan Apkindo selain ada wakil ketua umum yang dijabat Eddy Hutarso, Sekjen Alfonsius Irwan Aten, juga dilengkapi dengan sejumlah bidang. Ada bidang produksi/Bahan Baku dan Pemasaran, diketuai Handjaja, dan Gunawan Salim, sebagai wakil, dibantu Buniadi Makmur, Ony Hindia Kusuma, Sung Hoon Lee, sebagai anggota.
Sementara bidang umum dan RnD, diketuai Hariyanto dan Wakilnya David Purnata, dilengkapi dengan 4 anggota bidang. Sedangan bidang keuangan diketuai Soeherman Tajuddin, dan Rina Mardiana, sebagai wakil ketua. ” Sengaja kita merancang struktur kepengurusan yang ramping agar lebih efektif,” kata Bambang Soepijanto.
Sangat berat.
Saat menyampaikan sambutan pengangkatannya, Bambang Soepijanto, sangat menyakini bahwa kondisi ekonomi yang kurang begitu cerah dalam beberapa tahun terakhir bakal kembali bergairah.
Walau memang di dalam setahun ke depan, dituntut kerja keras dari semua pihak, mengingat ada yang memperkirakan ekonomi global bisa terpuruk dan gelap.
“Ramalannya memang lebih sulit dari tahun ini, tapi kita harus tetap optimis, sebab hanya negara yang bersumber daya mineral, energi, dan pangan, serta SDM berkualitas yang akan mampu menghadapi terjangan terjangan badai resesi,”tandas Bambang Soepijanto.
Berbagai potensi itu, disebut Bambang, memang dimiliki oleh Indonesia. Sebut saja misalnya, batubara, nikel, dan sawit, serta sumber daya hutan dan industri kehutanan.
“Semua itu masih bisa diandalkan sebagai penyumbang pertumbuhan ekonomi dan penarik devisa,”Bambang menambahkan.
Bukan hanya itu, pasar domestik kayu lapis ada indikasi membaik karena maraknya pertumbuhan investasi di Indnesia yang data terakhir mencapai 1.207 triliun diberbagai sektor. Sangat diyakini, ini akan meningkatkan kebutuhan kayu lapis atau plywood di dalam negeri.
Selain juga, di tahun 2024, ada anggaran pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk belanja barang, sekitar Rp 1.236 triliun. Bambang menyebut pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara di Kalimantan Timur, diperkirakan bakal banyak membutuhkan produk perkayuan. Dengan demikian, besar kemungkinan juga akan berdampak pada peningkatan kebutuhan kayu lapis.
“Dengan kondisi dalam negeri seperti itu, kita semua berharap berforma bisnis kayu lapis menjadi cerah kembali,” harap Bambang Soepijanto.
Dengan keyakinan itu, Bambang juga berharap banyak kepada pengurus Apkindo priode 2023 – 2028, untuk tetap berpegang pada komitmen sebagai salah satu agen penyumbang pertumbuhan ekonomi dan devisa negara. Juga sebagai penyedia lapangan kerja dan memberikan dukungan penuh program pemerintah, terkait pengendalian perubahan ikim, yakni Net Zero Emission untuk Indonesia lebih maju, lestari dan makmur.
Dalam 5 tahun kemarin, dipertegas Bambang Soepijanto, industri kayu lapis Indonesia menghadapi tantangan yang berat. Dan ini, mulai dari pandemi covid 19, kenaikan drastis biaya logistic trasportasi laut, perang dagang Amerika – Cina, dan juga perang benaran Rusia – Ukrina, hingga memicuh berbagai krisis dunia; krisis pangan, krisis energy dan krisis keuangan di sejumlah negara.
Lantaran kondisi ini, produk kayu lapis Indonesia yang sempat memberikan harapan, karena kian membaiknya permintaan pasar global, hingga mampu bertahan. Namun kemudian, memasuki pertengahan tahun 2022 kemarin, kembali meredup dan sampai sekarang, belum bangkit kembali.
“ Dalam masa 5 tahun kemarin, rata rata pertahun, volume ekspor kayu lapis kita sempat menembus angka 3,74 juta m3, ini meningkat sekitar 0,67 persen ketimbang tahun 2018,”kata Bambang lagi, sembari menambahkan, hanya memang nilainya turun 3,72 persen, atau hanya US 1,98 miliar dolar.