Di Dalam  Forum The Impact, Arif Satria Tegaskan  IPB Telah Menjadi Kampus Hijau

Rektor IPB Universiti, Arif Satri : penuh tantangan menjadikan perguruan tinggi yang “nature-positive”

TROPIS.CO –JAKARTA, Di dalam event bergengsi  pimpinan perguruan tinggi tingkat dunia, THE IMPACT,   mewakili Asia,   Rektor  IPB University  Arif Satria menegaskan  bahwa  IPB University  telah mendeklarasikan  menjadi kampus hijau sejak 2014, dan telah menjadi tempat konservasi sekaligus pembelajaran  melalui  ragam eksistem.

Dihadapan  lebih  dari 1000 peserta pada  event Time Higher Education Climate Impact Forum atau the Impact yang berlangsung secara daring,   Arif  Satria menyebut di dalam kampus IPB Dramaga, setidaknya ada 22 jenis mamalia, 99 jenis burung, 12 jenis ampibi, 38 jenis reptil, 128 jenis kupu-kupu, 173 jenis tanaman berkayu, 40 jenis bambu serta 127 jenis tanaman obat.

Dia mengatakan, menjadikan  IPB University sebagai  “kampus hijau” memang sangat menantang.  Terlebih disaat manajemen kampus  mencoba mengubah paradigma agar lebih positif terhadap alam di lingkungan  kampus.  Sehingga dapat menyalurkan  energy perubahan yang dapat menjadi inspirasi  bagi masyarakat luas, dalam meningkatkan  ketahanan yang hilang karena perubahan iklim.

“ Sungguh itu menjadi tantangan besar, bagaimana bagaimana mengubah fixed mindset ke arah nature positive, hingga  perguruan tinggi selalu berwawasan positif terhadap alam, termasuk juga  tantangan  untuk menjadikan  Nature-Positive University beserta upaya mitigasinya,”ujar Arif satria.

Kampus IPB; di dalamnya setidaknya ada 22 jenis mamalia, 99 jenis burung, 12 jenis ampibi, 38 jenis reptil, 128 jenis kupu-kupu, 173 jenis tanaman berkayu, 40 jenis bambu serta 127 jenis tanaman obat.

Di dalam menjadikan  perguruan tinggi yang “nature-positive” diperlukan visi yang kuat, dukungan finansial, dan tata kelola yang baik.  Selain juga,  perlu didukung oleh perilaku ramah lingkungan seluruh sivitas akademika. Dukungan finansial sangat diperlukan karena program kampus hijau membutuhkan investasi yang cukup tinggi. 

“Membangun visi yang kuat memerlukan kepemimpinan serta tim yang solid untuk merancang rencana strategis berikut implementasinya,” tambahnya.

Karenanya,  lanjut Arif, pengembangan kemitraan antara pemangku kepentingan seperti perusahaan swasta adalah cara strategis untuk meningkatkan dukungan keuangan. “Kemitraan yang dimaksud dapat melalui program CSR.”

Selain  Arif Satria, Forum diskusi bergengsi  yang diselenggarakan UN Environment Programme bekerjasama dengan THE IMPACT,  dalam rangkaian pembentukan Aliansi “Nature Positive University”,   juga menghadirkan  Rektor dari Oxford University, University of Ghana, University of Nairobi dan University of Tasmania, University of Cape Town dan Universidade de Sao Paulo, Brazil, sebagai panelis.  Mereka hadir dalam  “What would it take to make the world’s universities ‘nature positive’?”

Arif berharap pembentukan Alliance for Nature-Positive Universities dapat menjadi tempat yang efektif dan berkembang dalam pelaksanaan policy-dialogue. Ia juga berharap, upaya ini dapat menjadi inspirasi implementasi program pendidikan yang nature-positive serta mendorong mobilitas global melalui program pertukaran dan tempat pengembangan kesadaran akan pentingnya alam dan lingkungan.