KLHK Raih Penghargaan Bhumandala Kanaka  2023

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) memperoleh penghargaan kategori inovasi pemanfaatan informasi geospasial pada ajang Bhumandala Award 2023 di Bali, Senin (6/11/2023). Menteri LHK Siti Nurbaya hadir dan menerima langsung penghargaan Bhumandala Kanaka (piala emas) yang diberikan oleh Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Muh Aris Marfai.

TROPIS.CO – JAKARTA, Kementerian  Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kembali memperoleh penghargaan Bhumandala Kanaka atau Piala Emas, kategori  inovasi pemanfaatan informasi geospasial,  pada ajang Bhumandala Award 2023.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya menerima langsung penghargaan  yang diserahkan Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Muh Aris Marfai, dalam acara Bhumandala Award 2023 yang berlangsung di Bali, Senin (6/11) kemarin.

Menteri Siti menyampaikan Informasi Geospasial sangat berarti dan sangat penting dalam menjalankan mandat tugas Kementerian LHK yang sepenuhnya terkait dengan kebumian, sumberdaya alam dan lingkungan hidup.

Lebih jauh lagi, hal tersebut akan berpengaruh dan berkaitan pula dengan berbagai relevansi sosial. Saat ini terdapat isu – isu strategis mengenai lingkungan hidup dan kehutanan diantaranya perubahan iklim, deforestasi, serta kebakaran hutan dan lahan, kesehatan, polusi, biodiversity, rencana investasi dan sebagainya.

“Isu – isu strategis ini memerlukan analisis berbasis keruangan/geospasial untuk menentukan kebijakan dan strategi penyelesaian masalah secara tepat,” ujar Menteri Siti dalam sambutannya.

Untuk itu, Menteri Siti menjelaskan KLHK telah menerapkan pemanfaatan teknologi geospasial secara komprehensif dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dalam mengelola lingkungan hidup dan kehutanan. Hal ini juga menjadi salah satu agenda corrective actions KLHK yaitu “Penguatan Data dan Informasi terutama yang Bersifat Keruangan (Geospasial)”.

Kementerian LHK, selaku Walidata Geospasial LHK mengembangkan suatu inovasi yakni Sistem Informasi Geospasial (SIGAP) KLHK. SIGAP KLHK merupakan sistem penyelenggaraan Informasi Geospasial Tematik secara bersama, terintegrasi, otomatis dan berkesinambungan untuk memberikan kemudahan dalam berbagi pakai data dan Informasi Geospasial Tematik (IGT).

“Kami menegaskan komitmen untuk meningkatkan secara terus menerus langkah dan upaya penyelenggaraan Informasi Geospasial dalam mengelola lingkungan hidup dan kehutanan di Indonesia untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Indonesia,” kata Menteri Siti.

Penghargaan Bhumandala Tahun 2023 merupakan bentuk apresiasi dan penghargaan dari BIG kepada kementerian, lembaga, maupun pemerintah daerah (K/L/Pemda) yang berhasil mengembangkan dan menerapkan inovasi pemanfaatan Informasi Geospasial (IG) dalam tata kelola pemerintahan. Adapun penghargaan Bhumandala Tahun 2023 dibagi menjadi 3 kategori yaitu Kategori Inovasi Pemanfaatan Informasi Geospasial, Kategori Nama Rupabumi, dan Kategori Informasi Geospasial Batas Desa/Kelurahan.

Menteri Siti sangat bangga atas penghargaan Bhumandala Kanaka. sebagai suatu prestasi atas inovasi pemanfaatan informasi geospasial. Menteri Siti berterima kasih atas kerja nyata Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan.

Kepala BIG, Muh Aris Marfai menyampaikan inovasi yang masuk tahun ini sebanyak 70 inovasi, dari 50 K/L dan Pemda. Artinya sebetulnya bahwa kita sudah semakin maju dalam memanfaatkan informasi geospasial.

“Tantangan kedepan bagi BIG untuk menyediakan informasi geospasial yang lebih akurat, dan detail kepada K/L dan Pemda agar tidak perlu repot lagi menyusun peta dasarnya ketika mau mengembangkan inovasi maupun aplikasi,” katanya.

Inovasi dalam pemanfaatan informasi geospasial juga memainkan peran penting saat ini dan berkembang di banyak sektor. Aris menyatakan keyakinannya bahwa kedepan langkah kreatif dan inovatif akan lebih banyak lagi.

Lebih lanjut, Aris mengatakan Penghargaan Bhumandala menunjukkan urgensi pemenuhan peta skala besar. Pihaknya berkomitmen akan terus memenuhi hal tersebut untuk menunjang tidak hanya Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) tetapi juga mitigasi kebencanaan, perencanaan infrastruktur, konservasi lingkungan dan sebagainya.

“Kami dari BIG dalam 2-3 tahun ini akan mengupayakan untuk menyelesaikan peta 1:5000 skala detail seluruh Indonesia, beserta dengan layer-layer yang diperlukan misalnya kontur, 3 dimensi, land cover, dan jaring-jaring jalan,” ujarnya.