Stock CPO Segera Normal, India Tambah Pembelian 2,9 juta Ton

TROPIS.CO – PALANGKARAYA – Ada kabar gembira sekembalinya misi dagang Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan ke India, pekan lalu. Negeri itu sepakat untuk menambah pembelian Crude Palm Oil – CPO dari Indonesia srbanyak 2,9 juta ton dalam waktu dekat. Dengan demikian stock CPO nasional yang kini masih tertahan di tangki timbun sebanyak 6 juta ton segera berkurang.

Dan ini tentu, stock CPO akan berada pada titik normal dalam kisaran 3 juta hingga 4 juta ton. “Karena kita minta agar pemerintah untuk memperpanjang kebijakan pembebasan pungutan ekspor hingga akhir Oktober mendatang,” kata Edi Martono.

Sekjen Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia ( Gapki), mengabarkan itu kepada wartawan di sela sela ” The 5 Borneo Forum” di Palangkaraya Kamis ( 25/8).

Kata dia, andai pemerintah memperlakukan pungutan ekspor terhitung akhir bulan ini, maka ini akan berdampak terhadap harga Tandan Buah Sawit( TBS) petani yang kini mulai merangkak naik hingga kini harganya dalam kisaran Rp 1500 – Rp 2000/kg.

“Kasihan petani, mereka sok, baru mau bernapas dari keterpurukan atas kebijakan larangan ekspor produk sawit beberapa waktu lalu,” ujar Edi Martono.

Sementara harga di pasar global belum membaik masih dalam kisaran Us 11.000 dolar/ton. Dengan alasan itu, Gapki mengharapkan pembebasan pungutan ekspor ini diperpanjang. ” Kami memprediksi pada akhir Oktober mulai stabil, terlebih dengan adanya tambahan permintaan India ini, tentu inipun akan membuat kian optimis, pasar segera pulih,”ujarnya.

Terlebih tekanan dari minyak.nabati lain, seperti minyak matahari, tidak terlampau kenjang. Perang Ukraina – Rusia masih menjadi hambatan bagi sejumlah negara produsen untuk berproduksi optimal. Pasokan minyak nabati lain, seperti minyak matahari dan minyak kedelai masih sangat lemah.

Sejatinya pasar Eropa akan kian baik, mengingat merosotnya pasokan minyak nabati non sawit. Belakangan karena adanya indikasi berkurangnya minyak goreng, sticker berkaitan kampanye anti sawit, banyak yang mulai dicopotin.

Terhadap pasar Cina, Timur Tengah dan Eropa, Edi Martono menyebut juga mulai menggeliat. Cina, selang beberapa waktu lalu, telah menambah pembelian 1 juta ton. Sehingga pada tahun ini, permintaan Cina terhadap CPO Indonesia cenderung stabil dibanding tahun tahun sebelumnya, sekitar 6 juta ton.

Hanya memang khusus pasar Timur Tengah, masih butuh waktu untuk mengoptimalkannya karena rak mudah untuk mengubah kebiasaan masyarakatnya yang lebih memilih minyak jagung. Karenanya, dalam upaya memulihkan pasar ekspor ini, Indonesia terus melakukan pendekatan pada pasar tradisionil, seperti India Cina Turki dan Eropa.