Utamakan Produktivitas Sawit Bukan Buka Lahan Baru

Peningkatan produktivitas kepala sawit harus dijadikan prioritas utama karena sejumlah negara terutama dari Eropa terus melancarkan serangan negatif dengan dalih komoditas ini merusak ekosistem hutan. Foto : Antara
Peningkatan produktivitas kepala sawit harus dijadikan prioritas utama karena sejumlah negara terutama dari Eropa terus melancarkan serangan negatif dengan dalih komoditas ini merusak ekosistem hutan. Foto : Antara

TROPIS.CO, JAKARTA – Para pengusaha, pemerintah, hingga pengamat sudah waktunya mengutamakan peningkatan produktivitas tanaman kelapa sawit dan bukannya memikirkan pembukaan lahan baru.

“Indonesia harus meningkatkan produktivitas tanaman di lahan kelapa sawit yang sudah ada dan bukannya dengan membuka lahan baru sebagai pengembangan usaha,” tutur pengamat perkelapasawitan Adjie Susanto di Jakarta, Kamis (13/12/2018).

Adjie Susanto mengemukakan bahwa peningkatan produktivitas kepala sawit harus dijadikan prioritas utama karena sejumlah negara terutama dari Eropa terus melancarkan serangan negatif dengan dalih komoditas ini merusak ekosistem hutan.

Akibatnya, produsen kelapa sawit mengalami masa kelam atau sulit sehingga merugikan.

Adjie Susanto, yang juga merupakan penasehat Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi di Bekasi Jawa Barat itu, mengingatkan bahwa Indonesia merupakan produsen kepala sawit terbesar di dunia yang menargetkan produksi minyak sawit mentah atau CPO mencapai 42 juta ton pada tahun ini.

Sebagai perbandingan produksi Indonesia tahun 2017 adalah 38,17 juta ton yang merupakan 55 persen dari produksi kelapa saweit dunia.

“Para pakar mendukung penghentian sementara atau ekspansi lahan baru kelapa sawit untuk melindungi lahan gambut dan hutan. Namun sebagai negara produsen maka Indonesia perlu melakukan ekspansi,” ujar Adjie Susanto.

Menurutnya, Cina sudah menyatakan kesiapannya untuk menambah impor CPO dari Indonesia tidak kurang dari 500.00 ton.

Cina mengimpor dari Indonesia 3,73 juta ton pad tahun 2017.

Pemerintah Indonesia dalam rangka mendukung para petani sawit telah mengambil keputusan yang menggembirakan seperti yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution belum lama berselang.

Menko Darmin menyebutkan, pemerintah telah memutuskan untuk meniadakan pajak pungutan.

Kemudian Menteri Keuangan Sri Mulyani pada 5 Desember 2018 sudah menandatangani Peraturan Menteri Keuangan yang menetapkan meniadakan pajak atau pungutan.

Guna mendukung produksi kelapa sawit, maka Adjie Susanto pun telah mendirikan Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi di Bekasi, Jawa Barat, pada tahun 2006 bersama beberapa pengusaha dan cendikiawan.

Kampus modern ini bertujuan melahirkan ribuan ahli di bidang perkelapasawitan di Tanah Air.

Politeknik ini juga menerima titipan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kepala Sawit (BPDPKS) milik pemerintah.

“Lembaga pendidikan ini sangat penting karena tidak kurang dari 17 juta petani amat menggantungkan diri mereka pada komoditas ini,” pungkas Adjie. (*)