Trio Luncurkan Program SMILE untuk Bantu Petani Sawit di Indonesia

SMILE berupaya menjembatani kesenjangan pengetahuan petani swadaya dengan bermitra dengan mereka dan membangun kesuksesan yang telah ditunjukkan oleh perusahaan seperti Asian Agri dalam kemitraan jangka panjang mereka dengan petani kecil. Foto: Jurnal Asia
SMILE berupaya menjembatani kesenjangan pengetahuan petani swadaya dengan bermitra dengan mereka dan membangun kesuksesan yang telah ditunjukkan oleh perusahaan seperti Asian Agri dalam kemitraan jangka panjang mereka dengan petani kecil. Foto: Jurnal Asia

TROPIS.CO, JAKARTA – Tiga perusahaan minyak sawit terkemuka, Kao Corporation, Apical Group, dan Asian Agri telah meluncurkan inisiatif keberlanjutan baru untuk membantu petani sawit swadaya di Indonesia meningkatkan hasil panen mereka, memperoleh sertifikasi internasional dan pada akhirnya mendapatkan premi penjualan dari penjualan minyak sawit bersertifikat.

Seperti dikutip fareasternagriculture.com, SMILE atau Smallholder Inclusion for a better Livelihood & Empowerment Program merupakan kolaborasi antara produsen hilir Kao Corporation, pengolah menengah, eksportir dan pedagang Apical Group, serta produsen hulu Asian Agri.

Inisiatif 11 tahun ini berupaya untuk terus membangun rantai nilai minyak sawit yang lebih berkelanjutan dengan bekerja sama dengan petani swadaya.

Petani swadaya berkontribusi lebih dari 28 persen dari keseluruhan pasar minyak sawit Indonesia.

Kolaborasi ini mengakui bahwa petani swadaya adalah pemilik bisnis swasta yang ditantang untuk meningkatkan hasil dan produktivitas mereka, tetapi mungkin tidak memiliki pengetahuan atau keahlian teknis untuk melakukannya.

Baca juga: Produksi Naik, Pasar Domestik Jadi Harapan

Sebagai minyak nabati yang paling banyak digunakan di dunia, minyak sawit memiliki berbagai macam kegunaan, antara lain untuk makanan olahan, minyak goreng, bahan bakar biodiesel dan sebagai bahan baku pembuatan deterjen.

Produksi minyak sawit global adalah 75 juta ton per tahun dan diperkirakan akan tumbuh menjadi 111,3 juta ton pada tahun 2025.

Saat ini terdapat fokus yang lebih besar di Indonesia untuk meningkatkan produktivitas minyak sawit sambil meminimalkan kebutuhan untuk memperluas lahan pertanian yang ada.

Hal ini tidak hanya membantu menjaga ketahanan pangan tetapi juga berfungsi untuk menyeimbangkan kebutuhan sosial, lingkungan dan ekonomi.

Perusahaan tersebut melaksanakan aktivitas sesuai dengan kerangka kerja yang disediakan oleh Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).