Tren Karhutla Turun, Semua Stakeholder Harus Tetap Waspada

Tanggung Jawab Bersama

Kepala Sub Direktorat Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK, Anis Susanti Aliati, mengatakan upaya pencegahan karhutla akan lebih baik dibandingkan terjadi kebakaran lalu baru dipadamkan.

Itu sebabnya, pencegahan Karhutla merupakan tanggung jawab bersama mulai dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, pelaku usaha, perguruan tinggi dan masyarakat.

“Berdasarkan prediksi BMKG tahun ini terjadi kemarau basah mendukung pengurangan areal Karhutla.”

“Selain itu, teknologi modifikasi cuaca (TMC) kita lakukan lebih awal pada akhir musim hujan yakni mulau bulan Maret 2020,” ungkap Anis.

Meskipun diakuinya, TMC bukan satu-stunya cara pengendalian Karhutla dan ada solusi lain yakni optimalisasi pemanfaatan data iklim dan monitoring cuaca.

Selain itu, pengelolaan dari para pemegang konsensi lahan agar melakukan kegiatan pembukaan lahan tanpa bakar.

“Misalnya imbah hasil pembukaan bisa dimanfaatkan untuk membuat cuka kayu atau disinfektan,” ujar dia.

Anis mengatakan, BMKG memprediksi puncak musim kemarau tahun ini terjadi pada bulan Juli sampai September.

“Sebaiknya, kita semua lebih waspada terutama Agustus ini dan berharap karhutla tahun ini tidak meningkat,” saran Anis.

Baca juga: Sepanjang Januari hingga Juli 2020, Luas Karhutla Turun 53,1 Persen