Translokasi Tiga Individu Orangutan ke Taman Nasional Gunung Palung

Tiga individu orangutan ditranslokasikan ke Bukit Kubang, Desa Batu Barat, Kec. Simpang Hilir, Kab. Kayong Utara. Bukit Kubang merupakan bagian dari Kawasan Taman Nasional (TN) Gunung Palung. Foto: KLHK
Tiga individu orangutan ditranslokasikan ke Bukit Kubang, Desa Batu Barat, Kec. Simpang Hilir, Kab. Kayong Utara. Bukit Kubang merupakan bagian dari Kawasan Taman Nasional (TN) Gunung Palung. Foto: KLHK

TROPIS.CO, KAYONG UTARA – Tiga individu orangutan ditranslokasikan ke Bukit Kubang, Desa Batu Barat, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara.

Bukit Kubang merupakan bagian dari Kawasan Taman Nasional Gunung Palung (Tanagupa).

Kegiatan translokasi berjalan dengan lancar hasil kerja sama yang baik Tim Unit Penyelamatan Satwa Liar (Wildlife Rescue Unit) yang terdiri dari Balai TN Gunung Palung, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat dan Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI).

Translokasi merupakan kegiatan penyelamatan atau rescue dan pemindahan orangutan liar dari lokasi alami (yang sedang mengalami kerusakan) ke habitat alami lainnya.

Ketiga individu Orangutan tersebut merupakan satwa yang di-rescue dari luar Kawasan Tanagupa atas nama Inap (Jantan, ± 20 tahun), Rawa (jantan, ± 2 tahun) dan Mama Rawa (betina, ± 15 tahun).

Sebelum dilakukan translokasi, Inap, Rawa dan Mama Rawa telah melewati proses penyelamatan (rescue), perawatan di YIARI Ketapang serta pemeriksaan kesehatan.

Baca juga: Perusahaan Sawit Diinstruksikan Proaktif Cegah Covid-19

Orangutan yang ditranslokasikan telah dinyatakan sehat oleh Dokter YIARI, tidak ditemukan gejala dari suatu penyakit tertentu dan masih memiliki perilaku liar (aktif, lincah, agresif).

Tim translokasi bergerak dari Pusat Rehabilitasi Orangutan YIARI di Sungai Awan Ketapang pada Minggu (29/3/2020), pukul 03.00 pagi.

Target tim adalah sampai di Kantor Seksi Pengelolaan TN Wilayah II Teluk Melano sebelum pukul enam pagi.

Hal ini dilakukan untuk menghindari kemacetan serta mengurangi potensi kerumunan massa sepanjang perjalanan.

Tim kemudian melanjutkan perjalanan menuju Desa Batu Barat dengan waktu tempuh satu jam.

Dari Desa Batu Barat, Inap, Rawa dan Mama Rawa kemudian diangkut menggunakan long boat menuju Bukit Kubang.

Transportasi air merupakan satu satunya pilihan untuk menuju Bukit Kubang.

Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Teluk Melano, Hazbullah, menerangkan bahwa, kondisi Bukit Kubang yang remote access merupakan salah satu alasan dipilihnya Bukit Kubang sebagai lokasi translokasi.

“Bukit Kubang cukup jauh dari pemukiman, memiliki ketersediaan pakan yang memadai dan tingkat kepadatan Orangutan yang rendah,” ujar Hazbullah.

Sepanjang Maret 2018 hingga September 2019, lima individu orangutan telah dipindahkan ke Bukit Kubang.

Inap, Rawa dan Mama Rawa menambah populasi orangutan translokasi di Bukit Kubang. Setelah menyusuri Sungai Kubang kurang lebih satu jam, tim kemudian tiba di Bukit Kubang.

Ketiga individu Orangutan kemudian diangkut menggunakan kandang ke titik translokasi. Inap ditranslokasikan terlebih dahulu kemudian Rawa dan Mama Rawa.

Kepala BKSDA Kalimantan Barat, Sadtata Noor, menyatakan bahwa konflik manusia dengan satwa liar tidak boleh terjadi lagi.

Dirinya meminta seluruh pihak, baik pemerintah, para mitra serta masyarakat untuk melakukan langkah nyata untuk mengakhiri konflik seperti ini.

Baca juga: Bersama Gapki, Musim Mas dan Wings Group, KLHK Cegah Covid-19

Kepala Balai TN Gunung Palung, Ari Wibawanto memberikan keterangan bahwa, kegiatan translokasi kali ini tidak melalui kegiatan konferensi pers dan pelibatan banyak orang seperti biasanya, mengingat situasi pandemi Covid-19.

“Keselamatan manusia dan satwa menjadi prioritas utama.”

“Kegiatan formal translokasi yang umumnya melibatkan banyak pihak pada waktu yang bersamaan dikhawatirkan akan berpotensi untuk terjadinya transmisi penyakit bakteri, virus, parasit dari manusia ke hewan maupun sebaliknya,” tutur Ari.

Direktur program YIARI, Karmele L. Sanchez mengungkapkan, salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan YIARI untuk pembinaan populasi orangutan melalui translokasi. (*)