Sektor Logistik dan Ecommerce Berkembang Pesat di Tengah Pandemi Covid-19

Pengusaha nasional Sandiaga Uno menilai, bagi UKM yang selama ini banyak bergantung pada jaringan offline harus mulai pindah ke online. Foto: Istimewa
Pengusaha nasional Sandiaga Uno menilai, bagi UKM yang selama ini banyak bergantung pada jaringan offline harus mulai pindah ke online. Foto: Istimewa

TROPIS.CO, JAKARTA – Kondisi perekonomian di era pandemi Covid-19 saat ini sangat memukul pelaku UKM (usaha kecil menengah).

Di tengah perlambatan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia menjadi 2,9 persen di kuartal I lalu, terendah dalam 20 tahun terakhir dan terkontraksi menjadi minus tiga persen di kuartal kedua, saat pemerintah memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) penuh.

Hal ini sangat berdampak pada dua koponen utama perekonomian Indonesia, rumah tangga, dan UKM.

Pandangan tersebut disampaikan pengusaha nasional, Sandiaga Uno, dalam Indonesia Economic Forum bersama ZACD, Synthesis, Orbit Future Academy dan Chairos menggelar Webinar Series bertema “Emerging Business Opportunities post Covid-19: A Golden Age For Entrepreneurs?” yang digelar, Senin (29/06/2020).

Menurutnya, berbeda dengan krisis ekonomi tahun 1998 dan 2008 dimana UKM dan rumah tangga masih tetap mampu menjadi tulang punggung perekonomian nasional, krisis ekonomi tahun ini meluluhlantakan UMK sejak tahap-tahap awal pandemi, dimana pertumbuhan penjualan hampir tidak terjadi atau 0 persen.

Baca juga: Pertanian Mampu Gerakkan Roda Ekonomi di Tengah Pandemi Covid-19

Mengingat UKM menjadi sektor penyumbang tenaga kerja terbesar, sekitar 98 persen maka banyak pekerja terpaksa terkena PHK.

Dari semula sekitar 2 juta, 5 juta, saat ini ditaksir mencapai 10-15 juta pekerja di-PHK, termasuk sektor informal.

“Birokrasi pemerintah membuat program pemulihan ekonomi nasional ini berjalan sangat pelan dan saya lihat ada banyak ruang perbaikan.”

“Kita lihat Presiden Jokowi pagi ini juga menyampaikan kekecewaannya bahwa kementerian teknis masih sekedar doing business as usual dan tidak sigap dalam mengeksekusi program itu,” kata manta Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta itu.

Lalu bagaimana UKM seharusnya merespon kondisi ini, setidaknya ada tiga pilar yang perlu diterapkan.

Pertama, terapkan manajemen keuangan yang sangat ketat serta fokus mengamankan cash karena saat ini cash adalah raja.

Ini saatnya UKM menjadwal ulang kewajiban pembayaran mereka dan fokus dan pastikan ada likuiditas yang cukup dan tetap fokus pada bisnis utama.