RSPO: Payung Hukum Mesti Dibuat untuk Lindungi Kaum Perempuan

Perempuan di Cargill

Lantas Group Sustainability Lead Cargill Tropical Palm (CTP), Yunita Widiastuti, mengungkapkan bahwa Cargill Tropical Palm terbentuk pada tahun 2015 untuk membawahi bisnis Cargill di bidang produksi minyak kelapa sawit.

Berkantor pusat di Singapura dan memiliki hampir 18,000 karyawan.

Dari total karyawan tersebut sebanyak 11 persen adalah pekerja perempuan dan merupakan pekerja dengan level supervisor tingkat 2 ke atas.

Sementara untuk level manager 1&2 mencapai 3,3 persen.

Kondisi ini terjadi lantaran, Cargill telah berkomitmen untuk melindungi hak asasi manusia, memperlakukan orang dengan martabat dan rasa hormat di tempat kerja dan di masyarakat di mana perusahaan melakukan bisnis, dan beroperasi secara bertanggung jawab di keseluruhan industri pertanian, pangan, keuangan, dan industri lainnya.

Menurutnya, mesti diakui bahwa di industri sawit Indonesia, kaum perempuan juga memiliki peran penting dalam kemajuan minyak sawit yang berkelanjutan.

Di Cargill Tropical Palm, hal ini terlihat dari banyaknya posisi penting yang diisi oleh karyawan perempuan seperti, operational estate manager, operator mini tractor, loose fruit collector, agronomy team, field assistant, farmer development manager.

Juga berada di departemen pendukung, seperti, environment, health and safety, dokter, Sustainability Manager, Finance Manager, Komunikasi, Government relations.

Sebab itu Cargill, berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan dalam industri kelapa sawit, termasuk pemerintah, GAPKI, RSPO, ISPO, LSM, para pekebun dan perusahaan lain.

Perusahaan juga berupaya menciptakan tempat kerja yang inklusif dan beragam yang dapat mendorong potensi setiap karyawan.

“Cargill telah berupaya meningkatkan keberadaan perempuan yang terus bertambah di bidang perkebunan, menyediakan sumber daya bagi para calon karyawan, dan memotivasi para perempuan yang sedang mempertimbangkan karier di industri ini,” ujar Yunita.