Pupuk Mahkota Lanjutkan Pendampingan Agronomi kepada Petani Sawit secara Daring

Sejak Maret 2020

Head of Agronomy and Technical Support Department PT Wilmar Chemical Indonesia Syaiful Bahri Panjaitan menuturkan, pendampingan secara virtual tersebut dilakukan sejak Maret tahun lalu tepatnya saat pandemi merebak di Indonesia.

Langkah tersebut ditempuh agar pendampingan kepada petani dapat terus dilaksanakan.

Sebenarnya La Nina telah terjadi sejak tahun lalu dan diprediksi berlanjut hingga 2021.

Tingginya jumlah hari hujan dan curah hujan pada semester kedua 2020 diramalkan berlanjut hingga semester pertama tahun ini.

Hal itu akan mengurangi penyerbukan serbuk sari ke kepala putik akibat keterbatasan polen kering yang akan menyerbuki kepala putik yang siap dibuahi.

Sebenarnya, jumlah rerata tandan yang terbentuk di pohon tahun ini tergolong cukup banyak tetapi kemungkinan rasio produksi brondolan terhadap tandan rendah pada semester satu sehingga produksi berpotensi turun.

“Penurunan produksi akan terjadi hampir merata dan diprediksi berlangsung hingga April 2021,” ujar syaiful.

Meski demikian, produksi di beberapa lokasi mungkin berbeda tergantung dari kondisi agronomi di masing-masing daerah.

Bagi daerah tertentu yang curah hujan cukup tinggi tetapi jumlah hari hujannya masih ideal, justru kondisi La Nina berdampak positif terhadap peningkatan produksi TBS pada paruh pertama tahun ini.

Dia menjelaskan, dampak negatif La Nina lainnya adalah meningkatkan terjadinya pembilasan nutrisi yang tinggi dalam tanah, terutama hara fosfat (P) akan banyak tercuci dan hilang, karena nutrisi P secara relatif berada di lapisan atas bersama bahan organik dan sifatnya tidak mobil dalam tanah.