PTPN X Mulai Rambah Pasar Ritel Lewat Produk Gula Dasa Manis

Produksi gula Dasa Manis ini kian menegaskan kehadiran BUMN di tengah masyarakat karena PTPN X dapat langsung memenuhi kebutuhan konsumen di tingkat ritel. Foto : Ilustrasi - PTPN X
Produksi gula Dasa Manis ini kian menegaskan kehadiran BUMN di tengah masyarakat karena PTPN X dapat langsung memenuhi kebutuhan konsumen di tingkat ritel. Foto : Ilustrasi - PTPN X

TROPIS.CO, SURABAYA – PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X mulai merambah pasar ritel Indonesia dengan peresmian produk gula ritel di Pabrik Gula (PG) Pesantren Baru, Kediri, Jawa Timur, dengan merek dagang Dasa Manis.

Direktur Operasional PTPN X, Mustaqim, dalam siaran persnya di Surabaya, Jumat (7/9/2018), mengatakan, gula ritel PTPN X dipasarkan dalam kemasan 1 kilogram dan kemasan stick pack 8 gram, dan untuk tahap pertama sebanyak 5 ton gula kemasan 1 kg siap dipasarkan.

“Investasi dua mesin kemasan ritel telah dilakukan awal 2018 senilai Rp2,7 miliar. Mesin tersebut mampu memproduksi 15 ton per hari,” katanya.

Mesin tersebut diharapkan mampu memproduksi gula kemasan 1 kg sebesar 1.200 ton dalam musim giling 2018.

Menurut Mustaqim, PTPN X tidak hanya fokus pada pemasaran namun juga berkomitmen menjaga kualitas produksi gula Dasa Manis.

“Gula Dasa Manis memiliki ICUMSA maksimal 200 IU atau setara dengan kualitas GKP I sesuai standar SNI. Kualitas tersebut juga didukung oleh Nomor Ijin Edar (NIE) dari BPOM dan sertifikasi Halal dari MUI,” katanya.

Ia mengatakan, produksi gula Dasa Manis ini kian menegaskan kehadiran BUMN di tengah masyarakat karena PTPN X dapat langsung memenuhi kebutuhan konsumen di tingkat ritel.

Sementara Direktur Utama PTPN X, Dwi Satriyo Annurogo, berharap, pemasaran gula Dasa Manis dapat kian meningkatkan daya saing dan profitabilitas perusahaan.

“Untuk pemasaran gula Dasa Manis, kami menggandeng Superindo, Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN), dan Koperasi Karyawan (Kopkar) PTPN X.

“Ke depan, jaringan pemasaran akan terus diperluas hingga merambah pasar ritel, pasar tradisional, dan e-commerce,” pungkas Dwi. (*)