Petani Nabire Panen di Areal Cetak Sawah Baru

Kelompok tani di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua melakukan panen padi, di tengah kondisi mewabahnya Covid-19. Foto: Kementan
Kelompok tani di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua melakukan panen padi, di tengah kondisi mewabahnya Covid-19. Foto: Kementan

TROPIS.CO, NABIRE – Sejumlah kelompok tani di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua melakukan panen padi, di tengah kondisi mewabahnya Covid-19.

Panen dilakukan di wilayah Adat Meepago yang merupakan penghasil beras kedua setelah Kabupan Merauke.

Kelompok tani Ngudi Rejeki dan kelompok tani Bahagia di Kampung Bumi Raya, Distrik Nabire Barat adalah kelompok pelaksana kegiatan Cetak Sawah Tahun Anggaran 2012 yang merupakan bantuan dari Satuan Kerja (Satker) Direktorat Pengelolaan Lahan dan Air (saat ini Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian) Kementerian Pertanian.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Nabire Syarifudin menjelaskan, panen dilaksanakan pada tanggal 9 April 2020 pada hamparan seluas kurang lebih 600 hektare.

“Yang ditanam Varietas Ciherang dan Varietas Cigeuilis dengan provitas rata-rata 3,5 ton per hektare (dalam bentuk beras),” ujar Syarifudin dalam keterangan persnya di Nabire, Sabtu (11/4/2020).

Baca juga: Dampak Covid-19, KUR Pertanian Dapat Relaksasi Pembayaran

Kebutuhan pengairan pada areal tersebut didukung dengan tersedianya Bendungan Kalibumi (kapasitasnya dapat melayani kebutuhan air untuk 6.400 hektare), serta dukungan ketersediaan alat mesin pertanian (Alsintan) dari Kementerian Pertanian.

Dengan bantuan itu sehingga petani dapat melakukan pertanaman tiga kali dalam setahun atau indeks pertanaman 300.

“Pemanfaan alsin bantuan yang telah diterima, baik untuk pengelolaan lahan dan panen dirasakan sangat membantu meringankan beban petani apabila akan dilakukan secara manual,” ungkap Syarifudin.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) memerintahkan jajaran Kementerian pertanian (Kementan) agar memantau produksi sektor pertanian selama masa pandemi covid-19.

“Saat ini mulai masa panen raya Maret-April, petani harus dipastikan memperoleh juga harga jual yang layak, sehingga terjaga kesejahteraannya,” ujar Mentan SYL.

Membicarakan pertanian, menurut Mentan SYL, adalah berbicara soal lapangan.

Bagaimana mempersiapkan bibit dan benih yang baik, budidaya yang tepat, manajemen air yang efektif dan efisien, karena dengan itu semua produktivitas akan meningkat.

“Ini adalah bagian dari konsolidasi, tekad dan kemauan kita agar besok kita siap kerja lebih baik dan terarah,” tutur Mentan SYL.

Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy berharap, setelah panen segera ditanami kembali.

Baca juga: Kementan Apresiasi Penetapan Perda Nomor 8 Tahun 2017 Tentang PLP2B di Kabupaten Lampung Selatan

Diharapkan produksi juga semakin meningkat sehingga Nabire jadi lumbung padi.

“Mohon lahan dipelihara dengan bai, bila sudah bisa ditanam dua kali setahun, terus diupayakan menjadi tiga kali setahun dan satunya lagi untuk menanam jagung,” kata Sarwo Edhy.

Sarwo Edhy juga meminta petani untuk memanfaatkan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) semaksimal mungin.

Baik itu pompa, traktor roda dua, traktor roda empat, rice transplater, dan sebagainya jangan sampai terbengkalai.

“Tolong bantuan Alsintan dimanfaatkan betul karena penggunaan Alsintan akan mempermudah dan mempercepat pengolahan lahan untuk tanam lagi selanjutnya.” pungkasnya. (*)