Perlu Pengawasan dan Sanksi Tegas untuk Produk Berlabel Palm Oil Free

Label palm oil free ini bisa jadi marketing strategi dengan memberikan klaim lebih sehat, lebih ramah lingkungan namun sebenarnya merupakan boikot kelapa sawit karena mempengaruhi konsumen secara langsung. Foto: Jakarta Insight
Label palm oil free ini bisa jadi marketing strategi dengan memberikan klaim lebih sehat, lebih ramah lingkungan namun sebenarnya merupakan boikot kelapa sawit karena mempengaruhi konsumen secara langsung. Foto: Jakarta Insight

TROPSI.CO, JAKARTA – Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono menyayangkan masih maraknya produk dengan stiker palm oil free di Indonesia.

Harus ada harus ada mekanisme pengawasan dan sanksi yang tegas terhadap produk semacam ini.

Tidak hanya produk dalam negeri namun juga produk ketat yang diimport atau dijual dari luar negeri melalui platform jual beli daring.

Hal tersebut disampaikan Joko dalam acara #INApalmoil Talkshow bertajuk “Misleading Palm Oil Labelling Threaten Palm Oil Market” yang diselenggarakan secara online pada Rabu (16/9/20).

“Stiker tanpa minyak sawit memberi kesan bahwa produk tersebut lebih sehat serta informasi lainnya yang menyesatkan dan merupakan bagian dari kampanye negatif kelapa sawit.”

“Terlebih saat ini juga beredar produk berstiker tersebut di platform jual beli online yang dikirim dari luar negeri, ini harus ada mekanisme pengawasan dan sanksi yang tegas,” kata Joko.

Tahun 2016 pertama kalinya produk berlabel tanpa sawit ditemukan di rak sebuah swalayan di Jakarta.

Sejak saat itu ditemukan produk-produk lain yang juga berlabel sama.

“Tren ini kemudian bergulir ke produk industri rumahan di Indonesia tanpa mereka tahu bahwa informasi tersebut menyesatkan dan merupakan bagian dari kampanye negatif terhadap kelapa sawit Indonesia,” ungkap Joko.

Baca juga: Mahendra: Label Palm Oil Free Menyesatkan dan Merusak Reputasi Indonesia