Penuhi Kebutuhan Pangan, Panen Raya Terus Berlanjut di Sumatera Selatan

Di saat pandemi Covid-19, panen padi terus berlanjut di sejumlah wilayah di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), salah satunya Desa Tri Mulya Agung, Kecamatan Lalan, Kabupaten Musi Banyuasin yang sedang panen di areal sawah 40 hektare. Foto: Kementan
Di saat pandemi Covid-19, panen padi terus berlanjut di sejumlah wilayah di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), salah satunya Desa Tri Mulya Agung, Kecamatan Lalan, Kabupaten Musi Banyuasin yang sedang panen di areal sawah 40 hektare. Foto: Kementan

TROPIS.CO, MUSI BANYUASIN – Di saat pandemi Covid-19, panen padi terus berlanjut di sejumlah wilayah di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), salah satunya Desa Tri Mulya Agung, Kecamatan Lalan, Kabupaten Musi Banyuasin yang sedang panen di areal sawah 40 hektare.

Ketua Kelompok Tani Sido Makmur, Sutris mengatakan, petani tetap melakukan panen padi ditengah situasi wabah corona, tentunya tetap melaksanakan protokol kesehatan dari pemerintah untuk mencegah penyebaran pandemi ini.

“Panen lebih mudah dan cepat dilakukan karena menggunakan alat mesin pertanian yaitu Combine Harvester.”

“Dengan menggunakan combine ini panen bisa lebih cepat dan juga dapat menekan kehilangan hasil,” ujar Sutris, Jumat (17/4/2020).

Hari ini dilaksanakan panen pada areal lebih kurang 40 hektare dari total luas tanam 490 hektare.

Baca juga: Di Tengah Covid-19, Petani OKI Tetap Semangat Panen Raya

Sebagian sekitar 60 persen areal di desa ini sudah selesai panen, dengan rata-rata produktivitas per hektar berkisar 4,2 hingga 5,5 ton dan varietas yang banyak ditanam petani adalah Inpari 32, Mekongga, dan Lokal.

“Untuk Kecamatan Lalan total luas pertanaman padi lebih kurang 24.500 hektare, dan yang telah panen seluas 15.000 hektare,” jelasnya

Pelaksanaan panen ini berjalan lancar tidak ada kendala yang berarti, hal ini juga diakui oleh Yulismanto, Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman dan Pengamat Hama Penyakit (POPT PHP) Kecamatan Lalan.

Seluruh petugas Lapang baik penyuluh, POPT bahu membahu membantu petani mengamankan produksi pangan dari serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT).

“Kami siap melakukan monitoring langsung untuk melakukan pengamatan dan melaksanakan gerakan pengendalian jika diperlukan, dan akhirnya petani dapat menikmati hasil panennya seperti yang kita lihat hari ini,” katanya.

Hal tersebut senada dengan ucapan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Meski Petani tetap harus waspada, panen harus terus dilakukan demi mencukupi kebutuhan pangan masyarakat.

“Kalau perut rakyat bersoal, maka tidak ada sesuatu yang tidak bisa kita lakukan.”

“Oleh karena itu masalah pertanian tidak boleh diam, tidak boleh lengah sedikitpun untuk menghadirkan upaya-upaya maksimal untuk mencapai harapan itu.”

“Sebab salah satu hal yang penting dalam pertanian menjamin kebutuhan pangan rakyat Indonesia sebanyak 267 juta orang,” tutur Mentan SYL.

Mentan SYL menambahkan, sektor pertanian menjadi harapan, tulang punggung di tengah upaya pemerintah dalam menanggulangi Covid-19.

“Tanggung jawab menyediakan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia merupakan spirit bagi keluarga besar Kementerian Pertanian dan semua pelaku pembangunan pertanian,” tegas Mentan SYL.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menambahkan, bantuan Alsintan ke petani harus bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin sebab, petani yang menggunakan alsintan usaha taninya lebih efektif dan efisien.

Baca juga: Panen 97,24 Hektare Lahan Cetak Sawah Baru di Mukomuko

“Kalau dulu petani membajak sawah dengan alat tradisional butuh waktu lima sampai enam hari per hektare.”

“Dengan memanfaatkan traktor, petani hanya butuh waktu tiga jam per hektare sehingga, penggunaan alsintan 40 persen lebih efisien,” ungkapnya.

Alsintan tersebut kalau dikelola dengan baik bukan hanya mendorong indeks pertanaman (IP) petani dari yang semula dua kali per tahun menjadi tiga kali per tahun, tapi juga meningkatkan produktivitas tanaman.

Kementan dalam lima tahun terakhir juga gencar memberikan bantuan Alsintan banyak dikelola melalui Brigade Alsintan dengan sistem pinjam kepada kelompok tani.

“Kami berharap bantuan tersebut dapat dimanfaatkan untuk peningkatan produksi tanaman padi dan palawija dalam rangka meningkatkan produksi pangan,” pungkas Sarwo Edhy. (*)