Pendapatan Indonesia Naik dari Industri Kelapa Sawit

Ketua GAPKI Joko Supriyono fokus bekerjasama dengan Pemerintah dan meningkatkan produktivitas perkebunan rakyat. Foto : WUDHI/TROPIS.CO
Ketua GAPKI Joko Supriyono fokus bekerjasama dengan Pemerintah dan meningkatkan produktivitas perkebunan rakyat. Foto : WUDHI/TROPIS.CO

TROPIS.CO, JAKARTA – Program hilirisasi industri kelapa sawit dalam rangka meningkatkan devisa bagi Indonesia telah berhasil. Berdasarkan data dari tahun 2017, lewat pengembangan olahan CPO, Indonesia mampu meraih pendapatan US$22,9 miliar atau sekitar Rp314,8 triliun.

Pencapaian ini juga memperlihatkan bahwa industri kelapa sawit punya kontribusi devisa yang signifikan bagi perekonomian Indonesia.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono dalam Musyawarah Nasional Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia X yang digelar di Hotel Fairmont, Jakarta, 14 hingga 16 Maret 2018.

Bila dibandingkan pendapatan yang diraih pada tahun 2016 yakni US$17,8 miliar, maka ada kenaikan pendapatan yang diraih Indonesia dari sektor industri kelapa sawit yaitu sebesar  US$5,1 miliar.

“Kenaikan pendapatan di tahun 2017 ini terjadi karena produksi CPO Indonesia melonjak mencapai 38 juta ton. Dari 38 juta ton tersebut yang diekspor ke 50 negara sebanyak 31 juta ton dan 7 juta ton dipakai untuk pasar domestik,” papar Joko.

Menurutnya, dari 31 juta ton yang diekspor dalam bentuk CPO hanya mencapai 7 juta ton dan yang terbesar sisanya, 24 juta ton, diekspor dalam bentuk produk olahan mulai dari minyak goreng hingga bahan pembuatan komestik.

“Jadi jelas program hilirisasi produk olahan CPO guna memberikan nilai tambah terbukti berhasil sehingga memberikan devisa yang signifikan bagi perekonomian Indonesia,” ungkap Wakil Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk itu. (*)