Penataan Kawasan Labuan Bajo Berjalan Sesuai Target

Penggunaan Material Lokal

Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya penggunaan material lokal, seperti batu alam dan andesit dalam pengerjaan prasarana dan sarana, termasuk misalnya penggunaan batu alam kefa untuk bangunan Puncak Waringin.

Untuk pengerjaan jalur trekking Goa Batu Cermin dilaksanakan dengan skema padat karya tunai (PKT) yang melibatkan masyarakat atau warga setempat sebagai pelaku pembangunan.

Pengerjaan ini meliputi pembongkaran jalur trekking eksisting dan pekerjaan beton jalur trekking dengan melibatkan 90 pekerja lokal selama 42 hari kerja.

Penataan Goa Batu Cermin dikerjakan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi NTT Direktorat Jenderal Cipta Karya mulai 16 Maret 2020.

Baca juga: Rehabilitasi dan Peningkatan Jaringan Irigasi di Kawasan Food Estate Kalteng Dimulai

Kontraktor pelaksana penataan kawasan ini adalah PT Karya Shinta Manarito dengan kontrak senilai Rp29,83 miliar.

Goa Batu Cermin merupakan destinasi wisata “perut bumi” dengan pesona batu karang yang berkilau seperti cermin karena terkena sinar matahari.

Diharapkan dengan penataan kawasan ini Goa Batu Cermin dapat menjadi destinasi wisata favorit baru di NTT selain Pulau Komodo dan Labuan Bajo.