Pemerintah Genjot Peningkatan Produktivitas Kelapa Dalam Hingga 300%

Menteri Pertanian Amran Andi Sulaiman ingin merebut semua peluang dan potensi pasar komoditas tersebut.
Menteri Pertanian Amran Andi Sulaiman ingin merebut semua peluang dan potensi pasar komoditas tersebut.

TROPIS.CO, GORONTALO – Pemerintah targetkan peningkatan produktivitas kelapa dalam 300% dalam kurun lima hingga tujuh tahun mendatang.

Artinya paling tidak pada saat itu, rata rata produktivitas kelapa dalam nasional telah mencapai 4 ton hingga 5 ton per hektare.

“Pada saat ini produktivitas kelapa dalam kita hanya sekitar 1,2 ton, masih jauh di bawah Filipina yang berkisar 3,5 ton hingga 4 ton per hektare,” kata Menteri Pertanian Amran Andi Sulaiman.

Kata Mentan, ketika membuka Rapat Koordinasi Nasional Pemerintah Daerah penghasil kelapa dalam di Gorontalo, target ini memang tinggi, namun ini menjadi tantangan bagi Direktorat Jendral Perkebunan.

“Apa Pak Dirjen bisa?” tanya Amran sembari menatap Dirjen Perkebunan Bambang. Bambang dengan lugas menjawab. “Bisa dan siap Pak Menteri.”

Presiden Joko Widodo memang memberikan perhatian sangat serius terhadap produktivitas hortilultura dan perkebunanan ini. Presiden menginginkan Indonesia kembali berjaya seperti 500 tahun nan silam.

Kala itu, dunia tidak sebatas membeli, tapi sempat menjajah Indonesia demi menguasai produksi rempah rempahnya.

“Mereka mengarungi lautan luas, bahkan perang antara mereka demi mendapatkan rempah renpah kita,” tutur Mentan.

Hasil tanaman perkebunan dan rempah, maupun buah-buah tropis Indonesia, harus diakui, telah turut mempengaruhi perubahan peradaban dunia, baik di Negeri Timur hingga Barat.

“Karena itu, dengan program peningkatan profuktivitas tanaman hortikultura dan perkebunan ini diharapkan mampu mengembalikan masa kejayaan tersebut. Kita usahakan merebut semua peluang dan potensi pasar komoditas tersebut,” ungkap Mentan.

Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp2,7 triliun untuk meningkatkan produksi berbagai komoditas hortikultura dan perkebunan serta rempah rempah nasional. Semua anggaran itu disalurkan ke berbagai daerah yang dinilai berpotensi.

Mentan minta agar Dirjen Perkebunan untuk tidak sembarangan dalam penyaluran anggaran tersebut. Daerah yang dipilih memang atas dasar yang kuat dan mereka dinilai punya potensi besar, tidak hanya berpotensi terhadap komoditasnya tapi juga sumberdaya manusianya.

Lantaran ketidaktelitian dalam penyaluran anggaran ini kata Amran lagi, bisa berakibat target yang hendak diwujudkan tidak tercapai.

Jika Pemdanya tidak serius dan hanya ingin mendapatkan anggaran, tidak disertai progres yang jelas, tarik balik anggaran tersebut dan alihkan kepada daerah lain.

Dalam acara itu, Mentan sempat mengapresiasi apa yamg sudah dilakukan Pemda Gorontalo. “Gorontalo, ini hebat, sekarang produk kelapa dalam kita, sudah tembus pasar 10 Negara Dunia dan Gorontalo, salah satu daerah yang sudah ambil bagian dengan ekspor tepung kelapa, ke Afrika dan China serta beberapa negara di Eropa,”ujar Mentan.

Mentan, pada kesempatan tersebut, membagikan bantuan kepada beberapa daerah penghasil kelapa dalam, seperti Propinsi Gorontalo, mendapatkan bantuan, bibit kelapa dalam untuk seluas 50.00  hektare. (*)