Pembatasan Itu Memicu Kreativitas

Andi R. Kurniadi memberikan materi kepada para peserta e-learning Perhutanan Sosial. Foto: Istimewa
Andi R. Kurniadi memberikan materi kepada para peserta e-learning Perhutanan Sosial. Foto: Istimewa

TROPIS.CO, JAKARTA – E-learning Program Perhutanan Sosial di Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BDLHK) Kupang sudah berjalan sampai Gelombang III, Angkatan 6.

Pelatihan jarak jauh ini diikuti oleh sekitar 30 peserta yang terdiri dari 23 petani dan tujuh orang pendamping perhutanan sosial dan mereka berasal dari Lombok, Sumba, Bali, dan Yogyakarta.

Saat hari ke dua beberapa petani dari Sumba Timur masih terkendala teknis, namun tidak menyurutkan umtuk bergabung pada sesi berikutnya dalam rangkaian pembelajaran ini.

Suasana pelatihan sangat cair, walau e-learning sebagai metode belajar jarak jauh ini masih tergolong baru disentuh oleh para petani.

Kegembiraan di tengah dampak Covid-19 ini tampak dari wajah dan sikap petani maupun pendamping saat bertatap muka via zoom dengan para pejabat di jajaran KLHK lintas Direktorat Jenderal.

Direktur BP2SDM (Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia) saat memantau penyelenggaraan e-learning ini tak luput juga dari pertanyaan peserta.

Para peserta bisa mendengar jawaban langsung terkait pertanyaan dan usulan perubahan menjadi staf fungsional di KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan) untuk mendinamisasi kerja mereka dalam menjalankan tupoksinya secara lebih optimal di lapangan.

“Terima kasih Pak informasinya, mantap,” jawab salatu satu peserta, Adi Djoe dari Sumba Timur, saat mendengar kepastian jawaban tersebut sambil mengacungkan kedua jempolnya.

Lain halnya Bu Darmi pengurus KTH (kelompok tani hutan) dari Gunungkidul, dia langsung memberondong keingintahuannya dengan nada kangen seputar tindak lanjut kunjungan salah seorang Direktur di jajaran Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) saat menyampaikan materi Role Model Perhutanan Sosial.

Bu Darmi sangat senang dan berbangga bisa berbicara langsung melalui e-learning ini.

Beliau juga aktif bertanya dan mengungkapkan pengalamannya dalam menekuni model usaha jasa lingkungan.

Begitu juga dengan beberapa pelserta lainnya aktif mengungkapkan tantangan yang dihadapi dan upaya penanganan yang telah dilakukan.

Sunghuhpun demikian mereka tetap berharap ada penguatan kapasitas untuk melengkapi bekal dalam membangun keberlanjutan aktivitas kelompoknya.

Pertemuan seperti ini ternyata cukup memberi semangat dan dorongan moril sangat besar terhadap para peserta untuk tetap beraktifitas secara efektif walau dalam kondisi yang penuh keterbatasan.

Saya dari Tim Penggerak Percepatan Perhutanan Sosial (TP2PS) yang kebetulan diberi kepercayaan menyampaikan materi MP4 (Pendampingan Tahap Awal) terus memacu spirit mereka dengan apa yang saya rasakan dan alami.

“Barang siapa yang mampu mempersiapkan diri dengan baik di masa penuh pembatasan ini, ke depan dia yang akan berpeluang menjadi bintang dalam pergulatan keberlanjutan lembaga usaha mereka dan itu mesti diawali dari perencanaan yang tepat.”

Andi R. Kurniadi
Tim Penggerak Percepatan Perhutanan Sosial